Mohon tunggu...
Virginia Mangesa
Virginia Mangesa Mohon Tunggu... wiraswasta -

love ryan gosling...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Valentinsiana] Ketika Benci Menuai Rindu

16 Februari 2014   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

016 : Virginia Mangesa dan Doni Bastian

Jemari tanganku  gemetar kala pertama
merangkai aksara yang tertuang dari dalam rasa
bersama denyut jantung berdetak tak beraturan
terkurung nuansa biru berselimut ketidakpastian

tenggelam dalam samudera rindu yang menggenang di dada
terpasung jerat tali asmara yang menggoda relung jiwa
aku terjebak disela jerat tali laba-laba kebencian
bersama kuntum bunga kasih yang tumbuh bermekaran

begitu mudahnya hati ini jatuh kepelukan hangat cinta
kokoh wajahmu tergambar saat mengatup kedua bola mata
ditengah sepi candamu terdengar riuh disetiap sudut
menguak bayang indah tentangmu mengiring hati tertaut
biarlah kecil api lentara cinta kujaga agar tak kian meredup
bagai pelita terangi sisa jalan gulita hingga malam menguncup

namun perangaimu mengundang hasrat kebencian
pesonamu tlah terlahir bagai kupu-kupu jantan
sekali kepak sayapmu menebar aura kemesraan
menyelinap disela rimbun kuntum melati
bertabur janji kemegahan cinta abadi

pesonamu hari ini tumbangkan dinding keangkuhan anggrek biru
esok hari kau tega tinggalkannya bersama luka tersayat sembilu
menjelang lusa kaupun rebah dalam hangat peluk kembang sepatu
singgah dimanapun yang kau suka untuk sekedar menghisap madu

mengingatmu bersama luka hati merintih perih
mengenangmu hanyalah merekam sejuta rasa sedih
imajiku berdansa bersama bayu yang meniup mesra
menjemput bintang dibalik awan ‘tuk menari salsa

mengharapkanmu hadir disini laksana bulan jatuh dalam pelukan
mendekap erat tubuhmu bagaikan merengkuh lingkar pegunungan
mungkin aku hanya bisa melukis kata diatas kanvas pengharapan
kepada hujan aku bersaksi dan kepada langit semuanya kuserahkan

aku adalah pemilik cinta yang sederhana dan tak harus memilikimu
bila masih ada waktu didunia, ijinkan aku ‘tuk tetap mengharapmu
didalam ruang kebencianku terucap lirih bahwa aku merindukanmu..

oOo

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi Valentine

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun