Mohon tunggu...
Mangaratua M Simanjorang
Mangaratua M Simanjorang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi dalam melakukan riset dan penelitian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Unimed Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Implementasi Pembelajaran STEAM

4 Desember 2024   21:52 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:55 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah yang muncul dalam kehidupan nyata sering terkait dengan beragam ilmu pengetahuan yang berbeda. Kemampuan menggabungkan berbagai disiplin ilmu terkait akan sangat membantu dalam menghadapi masalah yang sedemikian agar dapat menemukan solusi yang lebih holistik dan komprehensif. Namun kemampuan ini tidak serta merta berkembang dengan sendirinya dalam diri individu. Kemampuan ini dapat berkembang lewat pengalaman belajar yang melibatkan kolaborasi antar bidang ilmu yang berbeda. Namun sayangnya struktur kurikulum formal biasanya menawarkan pendekatan pemecahan masalah menurut sudut pandang masing-masing ilmu secara terpisah. Hal ini akan mengurangi peluang perkembangan kemampuan siswa untuk memandang masalah dari sudut pandang yang lebih komprehensif.

Pembelajaran STEAM merupakan pendekatan interdisiplin yang melibatkan bidang ilmu sains (science), teknologi (technology), Teknik (engineering), seni (arts) dan matematika (mathematics). Pendekatan STEAM dirancang untuk memungkinkan siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan komunikasi, selain mengembangkan pemahaman akan konten bidang ilmu yang lebih mendalam. Seluruh kemampuan ini memungkinkan siswa untuk mampu melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas dan mendalam sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.

Kemampuan menyelesaikan masalah secara holistik dan terintegrasi belum menjadi sasaran utama pendidikan di Indonesia. Integrasi pembelajaran inovatif berbasis STEAM dapat menjadi alternatif strategis dalam melatih kemampuan berpikir siswa karena mendorong siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran (HOTS/higher order thinking skill). Pendekatan STEAM memberikan siswa ruang untuk mengasah kreatifitas, berimajinasi, mengeksplorasi, bereksperimen, menguji, memanipulasi, mengambil risiko, dan berspekulasi. Pembelajaran inovatif berbasis STEAM melatih siswa untuk mengeksplorasi cara- cara baru dan kreatif dalam memecahkan masalah, menampilkan data, berinovasi, dan menghubungkan berbagai bidang.

Menyadari keunggulan pendekatan ini tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Unimed, yang diketuai oleh Mangaratua M. Simanjorang, M.Pd., PhD. dengan anggota Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si. dan Hanna Dewi Hutabarat, S.Si., M.Si. melakukan upaya peningkatan kualitas guru dalam pengimplementasian pendekatan STEAM di sekolah. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat ini bekerjasama dengan Yayasan Seri Amal. Dalam program pengabdian kepada masayarakat ini tim membantu guru dalam mengintegrasikan pembelajaran matematika dengan seni. Pelatihan pembelajaran inovatif berbasis STEAM ini sangat dibutuhkan oleh guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar sehingga akan berdampak pada hasil pembelajaran dan untuk mendidik siswa agar mampu menghadapi perkembangan jaman. Dalam pelatihan ini para guru mendapatkan pengalaman belajar yang mengintegrasikan seni ke dalam matematika dengan memanfaatkan konsep tesselasi. Sejumlah karya guru menunjukkan bagaimana kreativitas mereka dipicu melalaui aktivitas STEAM tanpa mengabaikan konsep matematika yang sedang dibahas.

Sementara itu pengurus Yayasan menyatakan bahwa para guru menemukan kedalaman ilmu yang cocok dengan kebutuhan mereka. Mereka berharap kerjasama ke depan tetap berlanjut dan menerima dengan tangan terbuka segala bentuk kerjasama terkait kegiatan tridarma perguruan tinggi yang dapat dilaksanakan di sekolah mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun