Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rezeki Karambol Penulis

6 November 2024   21:46 Diperbarui: 6 November 2024   22:19 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Ambar Penerima Door prize buku Rahim Komunitas (Dokpri)

Menyiapkan Materi

Satu hari sebelum perhelatan acara kami kembali gayeng berkomunikasi terkait pembagian materi. Dalam chat disepakati, bang Woks akan mengusung materi teknik penulisan esai sedangkan masalah editing bagian saya. Saya pun memastikan perihal metode penyampaian materi di hari H. Apakah itu menggunakan teknik ceramah klasikal atau metode presentasi mengandalkan slide dalam aplikasi Power Point. Disepakatilah metode kedua. 

Seharian penuh saya fokus menyiapkan materi. Kebetulan itu adalah hari Minggu. Hari di mana para pekerja keras berlibur, bersantai ria dan menikmati setiap relung waktu bersama dengan kelurga. Sementara saya, di pagi hari itu berjumpa kembali dengan santri TPQLB Spirit Dakwah Indonesia. Rasa-rasanya rasa malu saya sudah menggunung karena sudah dua bulan lebih alfa. Terakhir, saya izin tidak masuk sebab mengikuti acara kopdar: launching, workshop dan anugerah literasi nusantara Rumah Virus Literasi di Balai Besar Guru Penggerak di Batu, Malang. 

Jika boleh jujur, sepulang dari TPQLB saya benar-benar belum menuntaskan slide materi. Namun outline materi sudah terdeskripsikan jelas dalam kepala saya. Yang demikian terjadi karena memang beberapa materi jejak kopdar RVL--utamanya terkait materi yang disampaikan Prof. Naim, Dra. Sri Sugiastuti (disapa akrab: Bu Kanjeng, Ratu Antologi) dan Dr. Didi Junaedi--masih fresh dalam ingatan saya. Belum lagi ditambah jejak bacaan dari beberapa website yang saya lakukan di malam Minggu. Alhasil, ada proyeksi konsep materi dasar meski tidak utuh. 

Meski begitu, faktanya, materi yang akan saya sampaikan tersebut pada akhirnya rampung total satu jam sebelum keberangkatan. Saya garap di sela-sela kegiatan sekolah. Laptop sekolah keluaran lama (saya tidak ingin menyebutnya jadul takut zalim) yang mulai kambuhan minta diinstal ulang window terbaru itu pun sungguh bermanfaat dan memudahkan proses persalinan materi saya. Terima kasih, Asus! 

Berpacu dengan Waktu

Dalam undangan terpampang jelas, acara dihelat di hari Senin pukul 13.00 sampai dengan selesai. Kami mengondisikan diri untuk sampai di lokasi acara beberapa saat sebelum dimulai. Setidaknya kami butuh mengistirahatkan diri sejenak, mencari titik pasti lokasi dan memastikan diri tidak terjegal hujan. Perhitungan keberangakatan itu berusaha kami buat seideal mungkin. Yang paling pokok adalah kami berusaha menumpas kebiasaan molor yang akut. 

Teknis keberangkatan bang Woks menghampiri saya ke sekolah. Sebelum bertolak, alhamdulillah, kami menunaikam salat duhur dengan berjamaah terlebih dahulu. Sekitar pukul dua belas lebih kami mulai berpacu dengan waktu. Kala itu langit benar-benar sudah suram. 

Turunnya hujan diprediksikan tinggal menghitung menit. Karena itulah saya mengingatkan bang Woks untuk berjaga-jaga membawa mantel (jas hujan). Namun apalah daya, upaya reminder itu tidak berhasil menggubris diri. Ujung-ujungnya mantel pun tidak berhasil dibawa. Lupa lebih pintar bergelayut dalam ingatan kami berdua. 

Kami mengatur peran, bang Woks mengemudi sementara saya melihat google maps. Bagaimana pun harus diakui bersama, kalau ini adalah momen perdana kami bertandang ke SMAN 2 Trenggalek. Jadi di antara kami tidak ada yang tahu persis titik lokasi. Sebenarnya ini hanya alibi saja biar saya tidak mengambil bagian sebagai sopir. 

Kebiasaan saya memang kalau berboncengan sedikit agak malas menjadi sopir. Apalagi jika berkunjung ke tempat baru. Bukan apa-apa dan tanpa alasan, terkadang saya lebih pandai tersesat daripada sampai di tempat tujuan tepat waktu. Itu belum termasuk terkadang saya gagal membaca arah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun