Selaiknya rumah maka harus ada interaksi, partisipasi dan perasaan saling memiliki  yang diekspresikan seluruh penghuni sebagai bagian di dalamnya. Saling berbagi informasi, bertegur sapa, dan bertukar gagasan sudah seharusnya menjadi hidangan bersama. Acuh tak acuh, tak berpartisipasi dan berdiam diri tak bergeming saya kira adalah sikap yang harus kita tinggalkan bersama. Mari belajar,  berproses dan terus bersinergi untuk terus menata langkah dengan bergandengan tangan merupakan solusi jitu yang harus kita lakukan.
Tentang Strategi Menulis
Pasifnya mayoritas penghuni dalam berkarya adalah fakta yang belakangan kita saksikan bersama di grup WhatsApp SPK Tulungagung. Yang demikian tampak dari minimnya berbagi tautan karya yang dimuat di laman blog masing-masing anggota. Hanya ada segelintir saja yang tampak konsistensi berbagi tautan karya. Itu pun hanya satu dua saja. Diisi oleh orang-orang sama. Saya kira, tak perlu disebutkan itu siapa, sebab yang demikian telah menjadi rahasia umum bagi penghuni grup.
Ada banyak alasan mengapa hal itu terjadi. Jika boleh berkhusnudzan mungkin waktu kawan-kawan lebih banyak tersita oleh kesibukan yang masing-masing geluti. Entah apa pun itu kesibukan profesinya. Namun hemat saya yang demikian bukan benar-benar alasan yang dapat dikompromikan begitu saja sebab masih banyak orang yang super sibuk justru mampu tetap produktif berkarya. Dalam hal ini komitmen dan jam terbang tinggi menjadi perbedaan mendasar di antara keduanya. Antara penulis pemula dan kawakan benar-benar berbeda.
Dalam konteks ini dibutuhkan strategi jitu untuk memantik geliat literasi masing-masing anggota yang ada. Setiap orang yang memutuskan diri bergabung menjadi penghuni grup WhatsApp SPK Tulungagung saya kira memiliki niat, tekad dan semangat untuk menggeluti dunia literasi. Meski kemudian dalam prakteknya harus memilih menjadi anggota yang aktif-parsitipatif, pasif atau pun silent reader semata-mata. Kategori anggota grup yang pasif dan silent reader ini yang saya kira harus berbenah diri dengan segera. Sebab jika tidak, tidak akan ada peningkatan kemampuan dan kualitas literasi diri yang signifikan.
Dengan maksud menyadarkan--mengingatkan, merenungkan dan mendekonstruksi--kembali tujuan awal masing-masing diri bergabung dengan grup SPK Tulungagung sebagai sarana meniti jalan transformasi diri untuk menjadi seorang penulis, maka program Risalah Ramadhan berbicara banyak tentang strategi menulis. Strategi menulis seperti apa yang ditawarkan Risalah Ramadhan? Yakni dengan cara menulis sebanyak 3-5 paragraf setiap hari. Topik pembahasan pun  tidak muluk-muluk, melainkan tentang apa yang sedang kita jalani. Pak Suprianto merupakan contoh representatif dalam mengimplementasikan strategi menulis model ini.
Selain memantik geliat literasi yang telah tumbuh dalam diri masing-masing anggota, setidaknya melalui program terbaru ini mampu menjadi gelanggang kontestasi skill menulis seluruh penghuni grup. Kesempatan terbuka lebar bagi siapa pun yang mau memulai bergerak untuk berproses. Semua orang memiliki kesempatan yang sama, yang membedakan hanya persoalan mau melangkah dan memanfaatkan kesempatan yang ada atau tidak. Â
32 tulisan yang terhimpun dalam buku ini menunjukkan bahwa tidak sampai dari setengah anggota SPK Tulungagung yang tergabung ke dalam grup dapat dikatakan aktif-parsitipatif. Jumlah kontributor tulisan ini pun jika disaring lebih jauh hanya segelintir saja yang menyetorkan tulisan secara sukarela. Selebihnya tulisan-tulisan itu datang karena inisiatif metode jemput bola.
Terlepas dari metode apa pun tulisan yang telah terhimpun itu datang, saya--mewakili pengurus SPK Tulungagung--mengucapkan banyak terima kasih kepada para kontributor Risalah Ramadhan. Semoga 32 tulisan ini menjadi bukti nyata bahwa bulan suci Ramadhan yang telah kita lalui itu benar-benar telah dimaksimalkan dengan baik. Besar harapan saya, himpunan Risalah Ramadhan tahun 2023 ini mampu menjadi bahan mendisiplinkan diri sekaligus amal jariyah kelak bahwa dari tahun ke tahun kita semakin baik.
Ciamis, 28 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H