Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adab Pelajar di Dalam Kelas

10 Januari 2023   12:14 Diperbarui: 10 Januari 2023   13:18 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Ustadzah Asna sedang menyampaikan amanat upacara bendera)/Dokumentasi pribadi

Bentuk kalimat izin karena kepentingan pribadi ini bervariatif, tergantung dengan mata pelajaran apa yang sedang dihelat. Misalnya saja kita hendak izin ke kamar mandi tatkala pembelajaran bahasa Inggris tentu akan elok jika seorang pelajar izin dengan menggunakan bahasa Inggris. Begitupun seterusnya.

Yang terpenting dalam persoalan meminta izin ini harus memuat unsur: Sopan santun, bahasa baku, dan kontekstual. Tidak elok pula jika seorang pelajar meminta izin ke kamar mandi untuk buang air kecil namun faktanya ia malah pergi ke kantin sekolah atau justru malah bermain-main dengan temannya. Tak baik pula, jika seorang pelajar yang berkepentingan keluar kelas karena hajat tertentu namun ia main selonong begitu saja.

Jangan membuat gaduh (mengajak teman-temannya untuk gaduh)

Tatkala seorang pelajar mengikuti pembelajaran atau pun ada di dalam kelas alangkah baiknya ia tidak membuat gaduh. Baik itu kegaduhan yang ditimbulkan dengan maksud menghibur diri atau secara sengaja (terang-terangan) mengajak teman-temannya untuk gaduh. Tentu saja tindakan itu tidak elok, sebab kebisingan yang ditimbulkan dapat memecah tingkat konsentrasi dan fokus siswa-siswi lain dalam mengikuti proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang diwarnai dengan kegaduhan tentu tidak akan maksimal dan efektif. Terlebih-lebih kegaduhan itu dapat menyulut emosi dan ketegangan otot penghuni semua jenjang kelas yang ada di sekolah yang bersangkutan.

Jangan mudah putus asa (jangan sungkan untuk bertanya jika tidak bisa)

Salah satu budaya yang berlaku di sekolah adalah pelajar alergi terhadap beberapa mata pelajaran yang dipandang sulit. Misalnya kasus yang banyak ditemukan di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung dan lainnya, secara general mayoritas pelajar tampaknya sepakat memandang mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, bahasa Jawa tergolong mata pelajaran yang sukar dipahami.

Alasan itu pula yang kemudian kerap menjadi batu sandungan mengapa pelajar kerap berputus asa sebelum benar-benar mencicipi materi pelajaran yang diajarkan. Kendati demikian saya kira itu bukanlah satu alasan yang statis atau pun gunungan es yang tak bisa mencair, sebab kesukaran itu dapat dipecahkan manakala sedari awal: persepsi, antusias dan keyakinan pelajar  senantiasa dikondisikan positif thinking sekaligus dimotivasi bahwa mata pelajaran itu mudah.

Jika pun suatu materi pelajaran sedikit sukar untuk dipahami dan dimengerti melalui cara tertentu, maka seorang guru yang kreatif dan inovatif dapat mengajarkan materi pelajaran melalui pendekatan dan metode yang lebih efektif. Upaya-upaya tersebut penting dilakukan untuk menunjang sinerginya pemahaman atas materi.

Berdoa ketika selesai belajar

Sebagai pamungkas dari proses pembelajaran, tak lupa selaiknya seorang pelajar juga harus menutupnya dengan rapalan do'a. Jika di awal pembelajaran pelajar menjadikan doa untuk membukakan pintu pemahaman atas ilmu yang dipelajari, maka doa yang dipanjatkan setelah proses pembelajaran bertujuan memohon pertolongan dan perlindungan Allah SWT atas ilmu yang telah terpahami.

Melalui doa penutup pembelajaran, sesungguhnya kita sedang menitipkan pemahaman atas ilmu dan berharap pemilik samudera ilmu senantiasa menjaga keutuhan keterpahaman dalam ingatan dan hati nurani yang terpancangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun