Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jasamu di Pelupuk Mataku

23 Desember 2022   06:49 Diperbarui: 23 Desember 2022   06:53 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu istri ayahku

Ibu anak nenek

Ibu anak kakek
Aku anak Ibu

Ibu mutiara hatiku
Malaikat suci nan senantiasa melindungiku
Memupuk tumbuh-kembang kebesaranku
Menanti lukisan senyum menghiasai hari-hariku

Bu, tanpa kusadari setiap waktu
Engkau sosok penikmat sejati kebahagiaanku
Pecinta ulung setiap jengkal sumringah merangkul kujur tubuhku
Tetesan air matamu berkata jujur pada hatiku

Ibu...
Engkau telah merawatku
Menjaga dari segala keburukan yang menimpaku
Dan engkau tak segan bahkan tanpa ba-bi-bu
Meluluhlantakkan kekang keluh kesahku

Ibu, engkau semangat hidupku
Jantung dimana aku memupuk harapan dan cita-citaku
Alasan mengapa aku harus menjadi sesuatu
Sukses harus kugenggam sebelum hayat berlalu

Pun sungguh, beribu harapan selalu ku inginkan untuk dirimu
Pintalan do'a terbaik terbumbung setiap waktu
Di sepanjang hirupan nafas dalam hidupku
Menerobos putaran zaman yang mendikte langkahku

Semoga yang terbaik dapat ku berikan padamu
Karena memang aku punya tekad kuat untukmu
Kendati sangat tak mungkin aku mampu
Menyicil balasan untuk sekian banyak jasa-jasamu

Ibu istri ayahku

Ibu anak nenek

Ibu anak kakek

Aku anak Ibu

Ibu mutiara hatiku

Malaikat suci nan senantiasa melindungiku

Memupuk tumbuh-kembang kebesaranku

Menanti lukisan senyum menghiasai hari-hariku

Bu, tanpa kusadari setiap waktu

Engkau sosok penikmat sejati kebahagiaanku

Pecinta ulung setiap jengkal sumringah merangkul kujur tubuhku

Tetesan air matamu berkata jujur pada hatiku

Ibu...

Engkau telah merawatku

Menjaga dari segala keburukan yang menimpaku 

Dan engkau tak segan bahkan tanpa ba-bi-bu 

Meluluhlantakkan kekang keluh kesahku

Ibu, engkau semangat hidupku

Jantung dimana aku memupuk harapan dan cita-citaku

Alasan mengapa aku harus menjadi sesuatu

Sukses harus kugenggam sebelum hayat berlalu

Pun sungguh, beribu harapan selalu ku inginkan untuk dirimu

Pintalan do'a terbaik terbumbung setiap waktu

Di sepanjang hirupan nafas dalam hidupku 

Menerobos putaran zaman yang mendikte langkahku

Semoga yang terbaik dapat ku berikan padamu

Karena memang aku punya tekad kuat untukmu

Kendati sangat tak mungkin aku mampu

Menyicil balasan untuk sekian banyak jasa-jasamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun