Selain menghelat pelatihan penyeragaman dan standarisasi dalam penerapan Tahsin dan Tahfidz yang dikhususkan untuk dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an, Sabtu (01/10/2022) LPIT Baitul Qur'an juga melaunching kajian keluarga yang bertempat di musala Baitul Qur'an.
Kajian ini dibentuk sebagai wadah interaktif, bimbingan, pembinaan dan kajian ta'lim wali santri Baitul Qur'an. Dengan demikian, agenda kajian keluarga ini secara khusus ditujukan untuk meng-upgrade wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai upaya penyatuan pandangan para wali santri dalam membangun keluarga bahagia bersama Al-Qur'an.
Kajian ini penting dilakukan, mengingat untuk melahirkan generasi Qur'ani yang berkualitas, berakhlakul karimah dan berintelektualitas tidak lepas dari kerja sama tiga komponen utama, yaitu support dari orang tua, dibimbing oleh asatidz yang berkompetensi dan menggunakan metode yang memiliki standarisasi.Â
Ketiga komponen itu saling bersinergi mengokohkan satu sama lain. Jika salah satu di antara tiga komponen itu rusak maka tidak akan maksimal dalam upaya mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Jikalau proses pembentukan generasi Qur'ani hanya dilengkapi oleh Marwah dua komponen utama maka hasilnya pun tidak akan maksimal, jauh dari kata sempurna.Â
Kajian sesi perdana ini dinarasumberi oleh Ustadz Marzan Safrudin, S. Pd. I., M. Pd. --selaku kepala madrasah SMP SMA Ar-Rahmah Hidayatullah Malang-- dengan mengusung tema "Menjadi Orangtua Idaman". Fokus dari kajian sesi perdana ini adalah mengajak para wali santri supaya mampu menjadi sosok tauladan sekaligus alasan (motivasi) para santri untuk semangat dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur'an.Â
Memilih sosok idola yang baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam menjadi kunci utamanya. Sebab tidak menutup kemungkinan, seorang anak akan tumbuh-kembang meniru siapa sosok idola yang diidam-idamkan. Sebagai solusinya maka sosok yang paling dekat dengan sang anak memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan, membimbing dan mendukung sang anak menjadi generasi Qur'ani yang berkualitas dan bermutu.
Misalnya kita bisa meneladani kapabilitas para sahabat, tabi'in dan ulama-ulama Islam yang memutuskan diri menjadi seorang hufadz namun tetap mumpuni secara intelektualitas keilmuan Islam lainnya. Baik itu ilmu kedokteran, sains, matematika, politik, hukum, sosiologi, ushul fiqih, sejarah, dan lain sebagainya.Â
Syukur alhamdulillah, agenda kajian keluarga perdana ini terlaksana dengan baik dan lancar. Kelancaran kajian keluarga perdana ini tidak lain berkat kerja sama di antara tiga pihak: panitia pelaksana, narasumber dan partisipasi wali santri yang terhitung jumlah kehadirannya mencapai 50%.Â
Untuk selanjutnya, insyaallah kajian keluarga ini akan secara rutin dilakukan satu bulan sekali dengan narasumber yang berbeda-beda. Harapan ke depannya, semoga seluruh wali santri dapat berpartisipasi dalam agenda kajian keluarga sesi selanjutnya. Amin.Â
Tulungagung, 03 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H