Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upgrade Kualitas Tahsin dan Tahfidz melalui Metode Ummi

3 Oktober 2022   16:23 Diperbarui: 3 Oktober 2022   16:31 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Ustadz Muzayin Abdullah, M. Pd. sedang coaching materi jilid), Dokpri

Sabtu, (01/10/2022) LPIT Baitul Qur'an Tulungagung mengawali bulan dengan dua kegiatan yang luar biasa: Pelatihan penyeragaman dan standarisasi dalam penerapan Tahsin dan Tahfidz serta launching kajian keluarga.

Pelatihan penyeragaman dan standarisasi dalam penerapan Tahsin dan Tahfidz secara khusus diperuntukkan bagi seluruh dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an. Baik itu guru wali kelas, guru mata pelajaran atau pun Tahfidzul Qur'an. Alhamdulillah, pelatihan ini diikuti oleh seluruh dewan asatidz, terkecuali satu orang asatidz yang berhalangan hadir dikarenakan mengikuti kegiatan masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Terbuka Malang.

Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini dikomandoi oleh tim asatidz metode Ummi Pondok Pesantren Ar-Rahmah Hidayatullah Malang, yakni Ustadz Marzan Safrudin, S. Pd. I., M. Pd., Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. dan Ustadz Muzayyin Abdullah, M. Pd. Ketiga fasilitator tersebut menjadi nahkoda materi sesuai agenda yang terjadwalkan.

Mulanya acara pelantihan dibuka dengan sambutan dari ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an, Ustadz M. Ali Said, S. Pd. Kemudian disusul dengan pengantar dari tim asatidz metode Ummi Pondok Pesantren Ar-Rahmah Hidayatullah Malang yang disampaikan oleh Ustadz Marzan Safrudin, S. Pd. I., M. Pd. selaku founding father dari Pondok Pesantren Ar-Rahmah Hidayatullah Malang.

Dalam pengantarnya, Ustadz Marzan menegaskan bahwa orientasi kualitas output para siswa dari lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh kapabilitas: kualitas, mutu dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia lembaga. Dalam konteks ini dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an. Atas dasar itu pula, maka sudah selaiknya dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an memiliki standarisasi yang jelas dalam menggunakan metode selama proses mengaji, menghafal dan murroja'ah Al-Qur'an.

Yang demikian relevansi dengan ghirah mahfudhat: At-Thoriiqotu ahammu mina Al-Maddati, Al-Mudarrisu ahammu mina At-Thoriiqoti, Wa ruuhu Al-Mudarrisu ahammu mina Al-Mudarrisi" (Metode itu lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metod, dan jiwa (semangat, dedikasi, keikhlasan) guru lebih penting daripada guru itu sendiri).

(Foto: Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. sedang memaparkan materi metode Ummi), Dokpri
(Foto: Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. sedang memaparkan materi metode Ummi), Dokpri
Disambung dengan pemaparan materi dari Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. Ustadz Aban (sapaan akrab) menjelaskan empat konsep dasar metode Ummi: Mudah, menyenangkan, menyentuh hati dan teliti, waspada, hati-hati serta sabar. Titik tekan dalam hal ini seharusnya kita belajar Al-Qur'an dengan nuansa yang nyaman, penuh kasih dan cinta sehingga menciptakan suasana yang menarik antusias para siswa untuk belajar.

Adapun tahapan pembelajaran Ummi terdiri dari: Pembukaan (salam, tanya kabar dan membaca do'a), apersepsi (murroja'ah surat pendek), penanaman konsep (pengenalan bentuk, cara baca, makhorijul huruf dan tajwid), pemahaman konsep (memastikan terserap dan diterimanya konsep dengan baik dan benar), keterampilan (menguji dan mempraktekkan materi baik secara saksama atau pun individual), evaluasi (mengulang kembali dan menilai efektivitas materi yang telah disampaikan) setelah itu dipungkas dengan penutupan yang berisi do'a dan salam.

Selain menyampaikan konsep dasar metode Ummi, Ustadz Aban juga mencontohkan langsung bagaimana cara pelaksanaan mengaji dengan metode Ummi dari jilid ke jilid yang bercirikan langgam Rosh. Tak berselang lama, proses simulasi dan praktek mengajar dengan metode Ummi itu lantas dilanjutkan oleh Ustadz Muzayyin Abdullah, M. Pd. Ustadz Muzayyin dengan gaya santai dan humorisnya menyampaikan materi jilid 2-4. Selebihnya, materi jilid 5-ghorib diselesaikan Ustadz Aban kembali.  Di sesi akhir, sempat tiga orang perwakilan tiga elemen yang ada--wali kelas, guru mapel dan guru Tahfidzul Qur'an--melakukan micro teaching dengan durasi waktu 5 menit.

Sebagai penutup, Ustadz Marzan menegaskan kembali bahwa kesuksesan dan kualitas output para siswa umumnya tergantung pada sumber daya manusia lembaga yang bermutu. Jika dipresentasikan, peran asatidz memiliki pengaruh sebesar 60%, sedangkan 40% sisanya bergantung pada metode yang digunakan dan manajemen pengelolaan-sistem kerja yang diimplementasikan lembaga. 

Baca juga: Masa Depan Buku

Tulungagung, 03 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun