Di atas sajadah aku menyembah
Berpasrah diri menyembelih dalih
Beranjak dari segala bentuk yang kusebut buih
Prahara yang kerap mengeja bahasa hati menjadi perih
Prahara yang mengeja diri teruntuk pamrih
Prahara yang mengeja rasa terasa mendidih
Di atas sajadah aku bersimpuh
Berlapang hati melepas keluhÂ
Memanja diri dari jeratan peluh
Menghapus gunungan kesah menyeluruh
Di atas sajadah aku mengiba
Mengaku diri penuh dosa
Hina seluput-luputnya
Tak ada sisa sebutir pun jumawa
Tubuh-jiwaku milik Dia
Pun aku sirna, tanpa nama ataupun tanda
Di atas sajadah aku menyambung nyawa
Dalam sendu sedan aku meminta
Pancangkan jalan terang benderang di depan mata
Sejernih Engkau merahmatkan sifat Rahman kepada seluruh makhluk di alam semesta
Di atas sajadah aku memuja
Merayu-rayu kebaikan Tuhan terlimpahkan ke dalam tubuh dan jiwa
Menapaki jalan sunyi tak bernyawa
Menyingkapkan selimut kepentingan pribadi yang sering kusebut tipu daya
Tulungagung, 19 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H