"Bersahabat dengan orang-orang yang baik akan mengantarkan seorang hamba ke tempat yang tinggi (surga tertinggi). Adapun bersahabat dengan orang-orang yang jelek akan mengantarkan hamba ke tempat yang paling rendah (neraka)".
Dalam hal ini, secara sadar diri kita pribadi yang sebenarnya bisa mengetahui dan menilai seperti apa mentalitas seorang sahabat yang kita punya. Bagaimanapun, baik dan jelek kualitas sahabat yang kerap melibatkan kita bergaul dengannya adalah sebuah citra atas diri kita. Sebab seorang sahabat turut memberikan kontribusi dalam membentuk kepribadian kita.
Jadi, jangan heran kalau ada seseorang yang tiba-tiba memandang sinis atau sok akrab terhadap kita. Entah mereka sangat begitu sopan, mengumbar senyum sinis sembari menatap penuh ironis dan lain sebagainya, bisa saja ia telah banyak mengorek informasi mengenai diri kita melalui sahabat terdekat sehingga orang lain yang mengetahuinya berusaha memposisikan kita sesuai dengan pengetahuannya.
Tentu, dalam konteks ini sebaiknya kita mengutamakan berbaik sangka. Khusnudzon terhadap orang lain lebih utama. Karena hanya dengan cara pandang yang positif kita bisa menghadapi segala bentuk ketidakmungkinan dengan penuh ketulusan dan kelapangan hati. Sehingga kita bisa mengambil hikmah dari kejadian itu.
Tidak hanya sampai di sana, selanjutnya disebutkan pula;
"Bersahabat dengan orang-orang yang baik membuahkan ilmu yang bermanfaat, akhlak yang mulia, dan amalan-amalan yang shalih. Adapun bersahabat dengan orang-orang yang jelek bisa menghalangi semua (kebaikan) tersebut".
Jika dianalogikan, sahabat ibarat anggota tubuh kita. Setiap bagian tubuh sudah pasti memberikan pengertian, pengaruh dan kesempatan bagaimana kita harus merespon. Jika ada anggota tubuh yang sakit pasti kita tidak optimal dalam melakukan satu pekerjaan. Sementara tatkala diberikan kesehatan yang sempurna sangat besar kemungkinannya semua tugas terselesaikan dengan baik.
Begitupun dalam konteks lingkungan bersahabat yang baik dan sehat, sudah barang tentu imbasnya akan mengisi cawan ilmu yang terus berilmu padi, karakter kepribadian kita menjadi lebih baik dan mengkonstruk behavior positif dalam beramal shalih. Begitupun sebaliknya, membaur pada lingkungan persahabatan yang jelek justru hanya akan menjadi toxic terhadap diri kita.
Tak terkecuali jika memang keberadaan kita di lingkaran persahabatan jelek itu justru hendak menuntun atau menunjukkan kepada mereka supaya segera melangkah menuju jalan yang penuh kebaikan dan memberi kemanfaatan bagi kontinuitas kehidupan mereka.
Sebagai pamungkas, mari kita sama-sama tabayyun terhadap masing-masing diri kita supaya ke depannya setiap langkah lebih baik lagi.
Ringinagung RT 05 RW 03, Ringinpitu, Tulungagung, 1 Maret 2021.