Kita dua insan yang pernah patah tanpa luka Pernah mati berdiri karena tanda tanya
Berseteru dengan dongkol yang memusar di dada
Pemuja rahasia buta diliput prasangka
Mulanya
Dahulu, kita saling menggoda
Saling curi pandang di paruh kesempatan yang ada
Menggores senyum di bibir dua jikalau bersua
Menyisakan sedikit getar di rongga dada
Aku berjingkrak ria tatkala hening menyapaÂ
Merajut tawa-tawa kecil penuh romansa
Menerka-nerka hilir mudik cerita kita
Menampung pundi-pundi harapan yang kusebut benih cinta
Entah dengannya, apakah sama?
Apa aku saja yang menjadikannya berhala?
Ah, terlalu munafik rasanya
Anganku terlampau jauh menggembala rasa
Hatiku pengap penuh dahaga
Tasbihku putus merapal doa
Jemariku sibuk menganyam pernak-pernik bingkisan basa-basi lewat WA
Apa harus aku bersenggama dengan layar mengatasnama?
Menjadikan kuota perantara iman kita
Menjadikan media sosial mihrab taqwa
Dalam genggaman takut diam-diam aku menyembah rasa
Memuja gejolak hati yang kupikir menjejal damai penuh sentosa
Hingga jiwaku tak henti berlayar menuju pulau bahagia
Masa depan di mana aku merampas hak dan rencana besar Tuhan untuk kita
Lancangnya aku berani menghadap-Nya dengan kekeh menyodorkan nama
Hendak bersujud naas terngiang hanya elokmu di kepala
Bertumaninah yang jelas-jelas khusyuk hanya berdesis satu nama
Di atas sajadah itu aku menduakan cinta
Aku tahu khusyukku terlalu berbahaya
Saking nistanya kumenodong Tuhan dengan tipu daya
Beramal penuh dengan pura-pura
Bahkan ibadahku banyak terluput ria
Medikte sang kekasih giat ibadah berbalas pinta
Transaksi model apa antara hambanya yang durhaka dengan sang Pencipta?
Kini masing-masing kita telah insyaf tersadarkan
Tuhan memberkati kita dengan jalan perpisahan
Kecemburuan itu induk muara dari segala pengutukan
Aku-kamu menapaki jalan kebaikan
Saling mengepak sayap menuju altar cinta kebangkitan
Kita sepasang kekasih yang tak pernah diizinkan
Dua sisi rapuh yang saling mencari tempat perlabuhan
Di pangkuan takdir Tuhan itulah masing-masing kita memasrahkan
Tertanda mantan kekasihmu seiman
Tulungagung, 25 Desember 2020
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H