Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mantan Seiman

25 Desember 2020   00:24 Diperbarui: 25 Desember 2020   00:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita dua insan yang pernah patah tanpa luka Pernah mati berdiri karena tanda tanya

Berseteru dengan dongkol yang memusar di dada

Pemuja rahasia buta diliput prasangka

Mulanya

Dahulu, kita saling menggoda

Saling curi pandang di paruh kesempatan yang ada

Menggores senyum di bibir dua jikalau bersua

Menyisakan sedikit getar di rongga dada

Aku berjingkrak ria tatkala hening menyapa 

Merajut tawa-tawa kecil penuh romansa

Menerka-nerka hilir mudik cerita kita

Menampung pundi-pundi harapan yang kusebut benih cinta

Entah dengannya, apakah sama?

Apa aku saja yang menjadikannya berhala?

Ah, terlalu munafik rasanya

Anganku terlampau jauh menggembala rasa

Hatiku pengap penuh dahaga

Tasbihku putus merapal doa

Jemariku sibuk menganyam pernak-pernik bingkisan basa-basi lewat WA

Apa harus aku bersenggama dengan layar mengatasnama?

Menjadikan kuota perantara iman kita

Menjadikan media sosial mihrab taqwa

Dalam genggaman takut diam-diam aku menyembah rasa

Memuja gejolak hati yang kupikir menjejal damai penuh sentosa

Hingga jiwaku tak henti berlayar menuju pulau bahagia

Masa depan di mana aku merampas hak dan rencana besar Tuhan untuk kita

Lancangnya aku berani menghadap-Nya dengan kekeh menyodorkan nama

Hendak bersujud naas terngiang hanya elokmu di kepala

Bertumaninah yang jelas-jelas khusyuk hanya berdesis satu nama

Di atas sajadah itu aku menduakan cinta

Aku tahu khusyukku terlalu berbahaya

Saking nistanya kumenodong Tuhan dengan tipu daya

Beramal penuh dengan pura-pura

Bahkan ibadahku banyak terluput ria

Medikte sang kekasih giat ibadah berbalas pinta

Transaksi model apa antara hambanya yang durhaka dengan sang Pencipta?

Kini masing-masing kita telah insyaf tersadarkan

Tuhan memberkati kita dengan jalan perpisahan

Kecemburuan itu induk muara dari segala pengutukan

Aku-kamu menapaki jalan kebaikan

Saling mengepak sayap menuju altar cinta kebangkitan

Kita sepasang kekasih yang tak pernah diizinkan

Dua sisi rapuh yang saling mencari tempat perlabuhan

Di pangkuan takdir Tuhan itulah masing-masing kita memasrahkan

Tertanda mantan kekasihmu seiman

Tulungagung, 25 Desember 2020

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun