Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sosok Ranumku

22 Desember 2020   10:17 Diperbarui: 22 Desember 2020   10:31 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu,

Kusebut engkau pahlawanku

Di setiap detik, menit, jam bahkan sepanjang bergulirnya waktu

Pun bandul jam itu tak pernah cukup mewakili belai kasihnya terhadapku

Terhadap semua anak-anaknya, suami dan saudara-saudara sekitarnya, ibu tetaplah biyungku

Muara sum-sum tulang rusukku

Bumi penghidupan segala nafasku

Telah habis kata sebelum aku menerjemahkan kepayahanmu

Telah tumpul sudah pena sebelum aku mendikte jasa-jasamu

Tak ada kalkulasi yang sempurna mendefinisikan cintamu

Tak ada mantra terampuh selain ikhlas restumu

Tak henti-hentinya doa terbaikmu melangit mengentuk-ngetuk mihrab Tuhan teruntuk keselamatanku

Ibu,

Kini dalam rentamu aku sungguh berdosa jarang menyapamu

Bahkan jarak menjadi orang ketiga yang menghalangi persuaan hangat di pagi, siang, sore dan tatkala malam menjadi tamu

Dan seterusnya tetap begitu

Maafkanlah anakmu

Aku adalah bagian rapuhmu

Nasihat-nasihat dan tutur katamu mengukuhkan kelemahanku

Sementara engkau melulu sibuk menimang-nimang apa yang terbaik untuk kehidupanku

Sosokmu adalah ranum di pelupuk senjaku

"Selamat hari Ibu", ya Bu.

Tertanda anak lelakimu yang sedang diluput rindu

Tulungagung, 21 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun