Proses panjang pembentukan karakter kepribadian dan kecenderungan spiritual dalam menghadapi setiap keadaan. Termasuk tatkala manusia dihadapkan dengan satu keadaan yang tak pernah diprediksikan. Evaluasi demi evaluasi dari setiap kesukaran dalam setiap keadaan sejatinya mengantarkannya pada satu pembelajaran.
Pembelajaran yang mungkin awalnya adalah kesanksian dan keniscayaan namun seiring perkembangan kognitif dan afektif yang dimiliki oleh setiap manusia sangat dimungkinkan untuk mengupayakan adaptatif atas kejadian dan peristiwa alam.
Sebagaimana manusia melakukan adaptasi dari zaman berburu, bercocok tanam (bermukim), membuat gerabah hingga hidup berkelompok saling membantai mengatasnamakan Tuhan dengan melibatkan spiritualitas dalam setiap aktivitas keseharian.
Melalui penegasan tersebut Karen Armstrong seakan-akan sedang mencambuk kesadaran diri kita dalam keterlenaan atas keadaan. Kesuksesan personal kenyataannya tergantung pada persepsi dan kehendak untuk mengendalikan diri dalam setiap keadaan.Â
Kemampuan adaptatif personal sehingga mencapai hasil yang dikehendaki dan tidak bertabrakan dengan vernum adalah proses pembelajaran yang mengantarkan kita pada keadaan yang menyenangkan dan mendamaikan.Â
Sampai di sini, sukses itu dapat diartikan sebagai proses matang yang melibatkan kesadaran dan tidak bersimpangan dengan kehendak vernum. Sukses itu mendamaikan bukan menyengsarakan. Sukses itu keadaan positif yang menguntungkan berbagai pihak. Sukses itu satu keadaan yang diupayakan bukan sekadar menguap dalam perkataan.Â
Lantas, bagaimana tentang korelasi antara sukses dengan kepemilikan harta dan tahta yang sering kali dijadikan parameter? Apakah itu bukan sukses? Bagaimana pula dengan mereka yang telah bekerja keras namun tak kunjung mencapai target idealisme yang disebut sukses?
Untuk memperoleh jawabannya, silakan tanyakan kembali kepada diri kita masing-masing, apa makna sukses menurut idealitas Anda. Apa jangan-jangan, idealitas kesuksesan versi kita hanya sekadar menutup-nutupi bakat kerakusan yang bersemayam di dalam dada belaka.
Tulungagung, 7 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H