Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Hujan, Geografis, dan Tipologi

29 September 2020   20:12 Diperbarui: 29 September 2020   20:22 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi itu bukan melulu berbicara tentang kemalasan dan menyerah atas keadaan. Bagaimanapun, keadaan itu hanyalah pilihan terakhir yang digemakan atas nama rasa aman. 

Percaya atau tidak, geografis di pedesaan yang masih asri dan pepohonan yang menjulang tinggi banyak memengaruhi awetnya musim hujan mengguyur tanah yang masih murni. Bahkan, sering pula hujan itu terus saja merengek dari hari ke hari tanpa jeda dan rasa capek sedikit pun untuk bertamu. 

Tidak hanya itu, di beberapa paruh waktu, kilat pun tanpa sungkan terus-menerus menyambar, menampakkan wujud sangarnya. Kencangnya angin yang mampu merobohkan pepohonan bisa kapan saja terjadi. Sedangkan guyuran air hujan yang tak henti-henti mulai menimbulkan rasa was-was di hati. Bagaimanapun, bencana longsor adalah salah satu hal yang terus menjadi bayang-bayang yang menghantui. 

Namun, ketakutan itu pada kenyataannya dengan mudah mereka atasi. Terlebih lagi, sesumbarnya suara kambing dan sapi tak pernah mampu berkompromi atas rasa lapar yang menghampiri. Belum lagi ditambah dengan agenda bercocok tanam, pemeliharaan dan panen di sawah dan ladang yang tak dapat terhalangi. 

Permasalahannya hanya satu, mereka meyakini bahwa gerakan adalah kunci penyambung kehidupan. Gerakan ditafsirkan sebagai inti dari segala sesuatu yang terjadi di muka bumi. Gerakan dipersepsikan sebagai titik nadir sekaligus tanda kelangsungan kehidupan.

Segala sesuatu memang diciptakan oleh Tuhan melalui gerak. Melalui gerakan-gerakan yang bersifat konstan itu, sampailah kita pada pengertian atas istilah sunnatullah (hukum alam). Termasuk di dalamnya perihal perubahan keadaan diri menjadi lebih tereduksi dan terus dievaluasi. 

Sampai di sini, saya hanya mampu termangu dan sesekali menggelengkan kepala sembari diiringi tetes hujan yang tak kunjung reda. Pada kenyataannya mereka-mereka yang teguh dan berani beradaptasi dengan segala macam keadaan itulah yang terus berkembang.

Bahkan, diam-diam mereka itu tanpa mendeklarasikan diri justru telah menjadi penganut setia doktrin Aristoteles babakan penggerak utama yang tak bergerak sekaligus pengamal kalam-kalam ilahiah yang terus menggilai makna cinta dan keagungan-Nya. 

Tulungagung, 29 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun