Mohon tunggu...
Mang Wawan
Mang Wawan Mohon Tunggu... -

Sering mangkal di sini, blogmangwawan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebatang Pohon dan Perilaku Parkir Sembarang

14 Desember 2018   08:56 Diperbarui: 14 Desember 2018   09:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin saya shalat Dzuhur di sebuah pondok pesantren di Cirebon. Menjadi kebiasaan santrinya, setelah shalat dan berdzikir lalu membacakan sebuah hadits. Sang Imam yang tidak lain adalah pengasuh pondok kemudian menjelaskan maksud dari hadits tersebut.

Hadits yang dibacakan saat itu tentang ada seorang laki-laki yang bersenang-senang di surga. Ia duduk di bawah pohon dengan santainya. Menurut hadits yang dibacakan tadi amalan yang dilakukannya cukup sederhana, yaitu memotong batang pohon yang menghalangi jalan.

Di hadits lain bahkan disebutkan bahwa membuang duri dari jalanan juga merupakan sebagian dari pada cabang keimanan.

Sangat kontras memang dengan kondisi di beberapa tempat yang pernah saya kunjungi, terutama di pusat kota dan komplek perumahan yang jalannya tidak terlalu lebar. Banyak warga yang memarkirkan mobil bukan di tempat yang seharusnya. Di depan gang sempit, di halaman rumah orang lain juga di tikungan. Sekalinya di depan rumah sendiri tapi menghalangi lalu lintas warga lainnya.

Mungkin kita pernah melihat tulisan yang bernada peringatan "dilarang parkir di depan pintu". Peringatan ini tak mungkin serta merta ada begitu saja, yang punya rumah bisa jadi sudah cukup geram, karena halaman rumahnya sering dijadikan tempat parkir oleh pengendara yang tak bertanggung jawab. Lebih gondok lagi diparkir persis di depan pintu gerbang, membuat yang punya rumah sulit untuk mengeluarkan kendaraan miliknya.

Saya sering juga masuk ke perumahan menggunakan ojek mobil online. Kebetulan rumah saya paling pojok, saya harus rela turun meski belum sampai ke depan rumah. Hal ini karena ada mobil yang parkir di rumah tetangga yang berjarak lima rumah dari tempat tinggal saya. Saya yang waktu itu membawa dua balita dan tas besar terpaksa harus repot untuk sampai ke rumah.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah sebatan pohon tadi. Bukankah indah dunia saat kita bisa saling memudahkan. Salah satunya dengan tidak parkir sembarangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun