Belakangan baru saya tahu bahwa kalau menjalani vaksinasi itu harus dua kali dan saat ini saya sedang menunggu untuk divaksin tahap 2. Sudah dijadwalkan jeda sekitar 28 hari sejak vaksin tahap 1. Sebagai orang awam tentu saja saya tidak paham kenapa seseorang harus menjalani dua tahap vaksinasi.
Kendati demikian masyarakat bahkan semakin antusias menjalani program vaksinasi karena masyarakat sadar betul program vaksinasi itu demi memutus penyebaran virus covid-19 yang sudah cukup menyengsarakan. Berharap virus covid-19 segera sirna sehingga tatanan kehidupan kembali normal.
Ditengah respon positif masyarakat terhadap program vaksinasi beredar pembicaraan wacana masa jabatan presiden tiga priode. Tidak ada hubungannya barangkali dengan program vaksinasi, tapi setidaknya bisa membuyarkan konsentrasi masyarakat yang sedang dan mulai fokus menjalani program vaksinasi.
Masa jabatan presiden tiga priode, baru omong-omongan dan sekedar wacana tapi cukup nyaring dan bahkan kemarin sempat dibahas di salah satu stasiun tv nasional. Wacana tersebut disebut-sebut sebagai isu lama. Apakah akan menjadi kenyataan?. Kiranya waktu yang akan membuktikan.
Sementara Presiden Joko Widodo yang mau tidak mau terkait dengan isu jabatan presiden tiga priode tersebut sudah membantah dan menyatakan tidak berminat menjadi presiden tiga priode.
Adapun SBY yang pernah menjabat dua priode dan memungkinkan maju lagi andai masa jabatan kepala negara tiga priode barlaku juga menyatakan tidak berminat.
Masih berandai-andai dan andai boleh berandai-andai. Andai presidan bisa menjabat tiga priode, saya sebagai peserta vaksinasi dari kalangan lansia, bertanya-tanya bisakah kiranya mengalami atau menyaksikan Presiden Indonesia tiga priode. Juga waktu yang akan membuktikan.
Sebaiknya dan alangkah eloknya ditengah pandemi ini sudahi dulu perdebatan yang melelahkan tersebut dan kembali fokus memerangi pandemi yang saat ini sedang memasuki program vaksinasi.
Saya sendiri sesuai jadwal beberapa hari lagi akan melaksanakan vaksinasi tahap 2. Sedikit ilustrasi. Ketika menjalani suntikan vaksin tahap 1 tidak ada rasa atau reaksi negatif apapun yang saya rasakan.
Kenapa harus disuntik dua dosis vaksin yang dilakukan dengan jeda waktu 14 sampai 28 hari, baru paham kiranya antibodi yang akan menangkal virus covid-19 baru terbentuk optimal setelah suntikan vaksin kedua dilakukan.
Lantas agar bisa lebih kuat lagi tubuh menangkal virus. Pertanyaan usil; apakah kiranya boleh divaksin tiga kali?. Menurut pemahaman saya tentu saja tidak boleh sebab bukan mustahil disuntik tiga dosis malah mencelakakan dan menyengsarakan dan tentu saja akan membuat repot pemerintah lantaran harus menyediakan anggaran lebih besar lagi untuk pengadaan vaksin, distribusi dan operasionalnya.
Semula ada sedikit keraguan saya untuk menjalani vaksinasi, tapi itu sudah berlalu. Dan mungkin masih ada yang ragu dan atau takut-takut untuk divaksin seperti saya sebelumnya, enyahkan saja rasa ragu dan takut tersebut. Mari bersama kita perangi pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H