Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Syekh Ali

14 Januari 2021   17:12 Diperbarui: 14 Januari 2021   17:23 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang saya kagumi dari Syekh Ali Jabeer satu diantaranya adalah keputusan beliau untuk  menanggalkan kwarganegaraan Saudi Arabia dan memilih kwarganegaraan Indonesia. Padahal secara materi sebagai warga negara Saudi, mana lagi beliau punya kedudukan yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Madinah tentu beliau tidak pernah kekurangan.

Begitulah kita saksikan beliau memilih jalan dakwah yang tentunya lebih berliku dengan menjadi warga negara Indonesia. Bahkan beliau pernah menyatakan kebahagiaan dan bangganya menjadi Warga Negara Indonesia. Beliau menyatakan tekadnya untuk bisa menjadi warga negara yang baik dan bisa berkontribusi bagi agama, bangsa dan negara. Dan beliau sudah membuktikannya.

Syekh Ali Jabeer dalam waktu yang relatif singkat dikenal masyarakat Indonesia sebagai , Ulama dengan gaya dakwahnya yang khas.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun" Hari ini Kamis 14 Januari 2021 masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita mangkatnya Syekh Ali Jabeer seorang Ulama kharismatik yang dikenal luas dikalangan masyarakat Indonesia. Tentunya satu kehilangan besar bagi Indonesia.

Syekh Ali juga amat dikenal dekat dengan anak-anak, terutama anak-anak para penghafal Alquran. Hampir tiap tahun disalah satu tivi nasional, beliau tampil menjadi juri Tahfiz Indonesia. Beliau dalam satu kesempatan pernah menyebutkan keinginannya untuk terciptanya satu juta penghafal Alquran. Dengan penhafal Alquran tersebut, Indonesia akan menjadi negara yang indah. Demikina kata Syekh Ali.

Syekh Ali Jabeer juga punya perhatian khusus kepada para penghafal Alquran dari kalangan tunanetra. Untuk itu bekerja sama dengan seorang Ulama besar Saudi Arabia beliau pernah menginisiasi gerakan waqaf sejuta Alquran brile digital. Dengan Alquran brile digital diharapkan para penyandang cacat tunanetra bisa lebih cepat lagi dalam menghafal Alquran.

Sampai sejauh mana program waqaf Alquran brile digital ini? Sepertinya belum tuntas. Semoga sepeninggal beliau program yang amat bermanfaat ini bisa berlanjut.

"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama". Demikian kata guru kami dalam pesan dukanya menyitir Hadits Riwayat al-Thabrani  dan Baihaqi.

Selamat jalan Syekh Ali Jabeer. Semoga husnul khotimah, Alloh merahmati dan meninggikan derajat beliau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun