Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2 Jam Bersama Kaki Sapi

3 Agustus 2020   11:53 Diperbarui: 3 Agustus 2020   11:50 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin bertepatan dengan hari ketiga Hari Raya Iedul Adha saya cukup sibuk, kendati harus di rumah saja banyak hal harus saya kerjakan. Tentu saja kesibukan saya tidak kelihatan. Salah satunya dari kesibukan tersebut saya harus bersih-bersih kaki sapi.

Sebenarnya totalnya lebih dari 2 jam saya harus berkutat dengan kaki sapi tersebut, tetapi lantaran mengerjakannya terdiri dari dua sesi, yakni sesi pagi tadi sebagai kelanjutan dan sesi kemarin sore, maka saya genapkan saja dua jam. Kenapa sampai dua sesi? Lantaran ketika sekitar satu jam saya berkutat sementara hasilnya belum nampak saya harus mengerjakan satu hal yang harus dilebihdahulukan.

Ada istilah yang berdasarkan pesan Rosulullah SAW menyebutkan  "Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."

Tidak sampai hancur memang, cuma sekedar pegal-pegal saja di dua punggung; yakni punggung badan dan punggung tangan. Andai bersih-bersih kaki sapi tersebut saya serahkan kepada tukang daging sebagai ahlinya di pasar berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah cukup seperempat jam sampai dua puluh menit saja sudah beres dikerjakannya.

Boleh dibilang saya memang memaksakan diri bersih-bersih kaki sapi tersebut; lantaran selam Covid-19 ini kami memang membatasi diri berkunjung ke pasar. Apalagi pasar yang biasa kami kunjungi sempat ditutup 3 hari lantaran kedapatan ada pedagang yang positif terinfeksi covid-19. Satu hal hal lagi isi kocek yang kian menipis.

Bersih-bersih sebatang kaki sapi yang cuma sebatas dari engsel dengkul ke bawah; buat saya mendatangkan pengalaman tersendiri yang cukup mengasyikan kendati juga cukup melelahkan. Tidak sederhana. Saya harus merebus air kemudiam mencelup kaki sapi tersebut di air rebusan tersebut kemudian menggaruknya secara pelahan dengan pisau. Ketika mulai mendingin saya harus kembali mencelupnya di air mendidih, begitu beberapa kali berulang.

Dan saya baru ngeh ternyata proses terhidangnya kuliner lezat teman bersantap nasi berbahan kaki sapi yang bisa berupa sup, soto atau lainnya di meja makan itu tidak sederhana. Setidaknya yang saya pahami ada proses panjang dan cukup melelahkan di sana.

Ada dua hal setidaknya saya catat dari proses bersih-bersih kaki sapi yang saya kerjakan tersebut.

Satu hal. Ketika anda atau siapa saja duduk di rumah makan atau bahkan di rumah sendiri menyantap nikmatnya sup atau soto kaki yang membuat anda lupa anak dan cucu. Ada di situ satu proses yang melelahkan. Rasanya rupiah yang anda bayarkan sesungguhnya belumlah cukup melunasinya. Hendaknya banyak bersykurlah.

Lainnya. Betul, andai satu hal diserahkan kepada yang bukan ahlinya; bisa jadi hasilnya memang akan kurang memuaskan dan bahkan bukan mustahil malah mendatangkan kegagalan.

.

Selamat Eidul Adha 1441 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun