Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mulai Hujan, Waspadai Demam Berdarah

26 November 2019   10:15 Diperbarui: 26 November 2019   10:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DBD shutterstock/kompas.com

Dua hari kemarin kami, saya beserta teman sama pensiunan yang tinggal di Tebet menyambangi seorang teman di Bogor, tepatnya di Desa Cijulang Gumati. Daerah yang masih lumayan asri. Menerut teman tersebut di wilayah kediamannya hari-hari belakangan ini sudah rutin turun hujan di sore hari.

Di Jakarta juga sudah mulai turun hujan, cuma belum rutin dan juga belum merata, situasi yang biasa disebut hujan setempat. Yang jelas musim hujan sudah menjelang.

Musim hujan biasanya yang sudah-sudah adalah juga musim merebaknya penyakit Deman Berdarah biasa kita menyebutnya DBD. Penyakit yang disebabkan oleh virus yang bisa menyebabkan kematian terhadap sesiapa yang terjangkiti kalau terlambat ditangani. Dan umumnya yang banyak jatuh kurban adalah anak-anak.

Kemarin (Senin, 25 Nov 2019) saya ikut kegiatan rutin duamingguan, kegiatan Senam Prolanis di Puskesmas Palmerah. Seperti biasa selain kegiatan senam juga diisi dengan penyuluhan tentang berbagai jenis penyakit, tentang bagaimana sikap dan gaya hidup sehat dan lainnya yang bermanfaat. Yang dibawakan oleh tim Prolanis yang dipimpin oleh Dokter Sefta dan kali ini beliau sendiri yang mempresentasaikannya.

Yang sudah-sudah sesi penyuluhan digelar sesudah acara senam. Tapi kali ini sesi penyuluhan didahulukan sambil Suster menyelesaikan memeriksa kondisi kesehatan para peserta. Berkenaan dengan mulai masuknya musim penghujan, penyuluhan kali ini bertemakan tentang penyakit Demam Berdarah.

suasana senam | dokpri
suasana senam | dokpri
Umumnya warga, seperti warga Jakarta sudah paham bagaimana penangulangan dan pencegahan merebaknya penyakit Demam Berdarah.  Cuma saja banyak yang lalai dan sering kali lupa, baru ngeh ketika ada anggota keluarganya yang terjangkit.

Jadi sudah betul dan saya mendukung sekali kalau seorang Seftaderina nama lengkap Dokter cantik berkacamata itu kembali mengingatkan tentang bahayanya penyakit Demam Berdarah.

Dokter Sefta mempaparkan dengan rinci bagaimana penyakit Demam Berdarah menjangkit dan menyebar. Doter juga menambahkan, bagaimana pencegahannya. Virus Demam Berdarah dibawa dan disebar oleh sejenis nyamuk yang disebut Aedes Aegypti.

Yang bisa saya simpulkan untuk terhindar dari virus demam berdarah adalah menghindar dari sergapan dan sengatan nyamuk yang bernama indah tersebut.

Namun bagaimana mungkin menghindar dari sengatan makhluk mungil yang bisa muncul secara tiba-tiba dan terkadang muncul tanpa kita sadari tersebut. Jadi yang paling mungkin adalah mencegah beranak-pinak alias menghambat populasi dari nyamuk tersebut.

Menghambat populasi nyamuk Aedes Aegypti tersebut sebenarnya bukan bukan perkara yang teramat sulit. Cukup bersih -bersih di lingkungan tempat tinggal kita. Mengurangi dan usahakan samasekali tidak ada genangan air.

Menurut Doktet Sefta menjawab pertanyaan bapak Mansur "kapan biasanya nyamuk ades aegypti ini menyerang" Nyamuk Aedes Aegypti biasa berkeliaran sore hari. Jadi saat-saat itulah nyamuk tersebut menerkam mangsanya. Jadi tingkatkanlah  kewaspadaan pada saat-saat seperti itu.

Lingkungan bersih dengan tidak adanya tumpukan sampah dan genangan-genangan air. Janganlah kiranya sekedar untuk menghidar dari amuk Demam Berdarah. Tapi jadikanlah hal tersebut merupakan kebiasaan. Lingkungan bersih tentu saja akan membuat hidup lebih nyaman dan menyenangkan. Dan semua itu akan berdampak baik untuk kesehatan jasmani dan rohani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun