Tapi untuk yang satu ini suka tidak suka harus saya akui. Tapi hal ini cuma berkaitan dengan diri saya sendiri, saya tidak tahu persisnya dengan pak Haji Nurdin atau Pak Haji Luqman. Saya sendiri memang bisa begitu radikal.Â
Radikalisme saya bisa tumbuh mendadak kalau sudah berhadapan dengan nasi uduk atau nasi Kebuli. Semisal seusai pengajian ada hidangan nasi Uduk apalagi nasi Kebuli seperti yang kerap saya hadiri pada malam Rabu, sontak radikalisme saya mencuat, sampai Ustadz dihadapan sejenak terlupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H