Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kliping Digital Dua Kekuatan Pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin

2 Oktober 2018   09:27 Diperbarui: 2 Oktober 2018   09:34 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapat dukungan Gusdurian Kiyai Ma'ruf Amin amat senang. Beliau menyambut dengan gembira dukungan tersebut dan optimis bisa meraup semua suara NU, itu sah dan boleh-boleh saja. Tapi kok saya ragu sebab ternyata seperti dukungan Golkar yang peang alias tidak bulat, ternyata dukungan Gusdurian pun ternyata  tidak bulat.

Seperti tersiar khabar beberapa hari kemarin, sejumlah kader calon legislatif dari Partai Golkar mendeklarasikan sikapnya mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Mereka menyebut barisannya sebagai Go PrabU, kependekan dari Golkar Prabowo Uno.

Karuan saja hal tersebut membuat banyak pihak tersentak, hal tersebut cukup mengejutkan banyak orang lantaran siapapun tahu Golkar adalah salah satu Partai paling depan pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam kontestasi Pilpres mendatang.

Acara deklarasi digelar di salah satu hotel cukup mewah di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan. Acara dari sempalan tersebut sepertinya dari kekecewaan beberapa kader yang semula berharap Joko Widodo akan berpasangan dengan Hartato Airlangga, Ketua Umum Golkar. Tapi apa nyana, ternyata Jokowi menggaet tokoh lain, Kyiai Ma'ruf Amin.

Sebenarnya peang alias tidak bulatnya dukungan Golkar terhada pasangan Jokowi-Kyiai Ma'ruf itu sudah ada tanda-tandanya. Tokoh Golkar Fadel Muhammad jauh hari pernah mengatakan "internal Golkar pecah pasca Joko Widodo menggandeng Kyiai Ma'ruf Amin sebagai Cawapres menghadapi Pilpres mendatang" .

"Banyak kader Golkar yang berpotensi mengalihkan dukungan kepada Prabowo-Sandi" kata Fadel lagi. Dan ternyata memang terbukti.

gusdurian tidak berpolitik praktis/kompas.com
gusdurian tidak berpolitik praktis/kompas.com
Urusan Jokowi pada akhirnya menggandeng Kiyai Ma'ruf Amin mestinya Golkar enggak usah begitu sebab jauh sebelumnya kan sudah tahu dan sudah jelas-jelas bahwa untuk urusan siapa Cawapres yang akan digandeng Jokowi adalah hak-nya pak Jokowi sebagai Capres. Cak Imin saja tenang-tenang saja ditinggal Jokowi, padahal siapapun tahu Cak Imin bahkan pernah kasih statemen yang bernada ancaman "Kalau Bukan Saya Cawapresnya, Jokowi Bisa Kalah" demikian Cak Imin.

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kendati sempat mengancam akhirnya ikhlas dukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Begitulah ternyata juga dukungan Gusdurian yang sudah diumumkan Yeni Wahid belakangan terkuak bahwa bahkan keluarga Gus Dur saja tidak bulat mendukung Jokowi-Kiyai Ma'ruf Amin.

Seperti diketahui Yenni Wahid bersama pendukungnya yang merupakan simpatisan Gus Dur biasa disebut Gusdurian sudah menyatakan dukungannya kepada pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di pemilihan Presidan mendatang.

Tapi belakangan Kordinator nasional jaringan Gusdurian Alissa Wahid yang juga kakak dari Yenny Wahid menyatakan Gusdurian tidak berpolitik praktis. Maka bermacamlah tafsir dikalangan masyarakat tentang sikap kedua bersaudara tersebut dalam menghadapi Pilpres mendatang. Alissa sempat menjelaskan kalau keluarga Gus Dur tidak terpecah. Masyarakat percaya, tapi yang jelas keduanya punya sikap berbeda dan keduanya tentu sama punya pengikut yag pasti ada implikasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun