Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Salam Tempel untuk Anak, Boleh-boleh Saja

11 Juni 2018   13:13 Diperbarui: 11 Juni 2018   13:29 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ramadan kareem/dok pribadi

Bagi-bagi uang di hari Lebaran yang sekarang sudah dikemas manis dalam amplop kepada anak-anak bukan sekedar tradisi tetapi adalah merupakan motivasi agar mereka suka menjalani ibadah puasa. Ketika bagi-bagi biasanya ditanya lebih dulu sebagai basa basi "Puasanya pol gak nih?" ada yang menjawab pol ada yang kalah sekian hari-sekian hari, pada akhirnya semua kebagian amplop yang sama baik yang pol puasanya maupun yang bolong-bolong. Untuk urusan tebal tipisnya biasanya diukur dari usia, yang besaran biasa lebih tebal amplopnya.

Kebiasaan yang sudah berjalan cukup lama ini seprtinya biasa-biasa saja terpenting adalah memberinya dengan ihklas dan yang menerima terutama kepada cucu, anak kemenakan agar diajarkan untuk tidak meminta, apalagi sampai keliling kampung menyambangi setiap pintu agar dapat THR.  Begitu yang diajarkan orang saya tua dulu.

Saat ini banyak suara-suara yang menghawatirkan dengan acara bagi-bagi amplop saat Hari Raya tersebut. Mereka kebanyakan beranggapan bahwa dengan salam temple bagi-bagi amplop tersebut membuat anak-anak akan bermental peminta-minta. Diungkaplah alasan-alasannya, yang kelihatannya memang masuk akal.

Kalau saya malah berpikir positif dengan salam temple bagi-bagi amplop terhadap anak-anak tersebut dan beranggapan sebaliknya. Saya beranggapan dengan acara bagi-bagi amplop di hari Lebaran tersebut akan membangun sikap pemberi kepada anak-anak. Dengan syarat itu tadi agar diwanti-wanti kepada anak agar tidak berharap apalagi sampai meminta.

Sudah menjadi tabiatnya manusia harus diming-imingi agar mengerjakan sesuatu dan diancam agar tidak mengerjakan sesuatu. Jadi iming-iming dengan bagi-bagi amplop kepada anak-anak adalah motivasi agar mereka mau menjalani ibadah puasa dan terpenting adalah agar terbangun sikap berbagi terhadap sesama.

Puasa Ramadan.  Kepada sesiapa yang sudah jelas-jelas wajib menjalankannya saja, Kanjeng Nabi SAW masih mengiming-imingnya. Dalam beberapa Hadits Nabi SAW mengiming-imingi umatnya agar mau menjalankan puasa Ramadan, padahal sudah jelas-jelas puasa Ramadan wajib hukumnya.

Pahala bagi orang yang berpuasa Ramadhan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barang siapa yang menghidupkan malam Qadar -dengan ketaatan- karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Dan barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu." (Al-Hadits)

Puasa dapat menghapuskan dosa

Dari Hudzaifah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Fitnah/dosa pada diri seseorang karena keluarga, harta, atau tetangganya akan terhapus dengan sholat, puasa, dan sedekah." (A-Hadits)

Kalau kanjeng Nabi SAW saja tidak segan-segan mengiming-imingi Umatnya agar puasa hanya karena iman dan berharap pahala saja. Maka rasanya tidaklah perlu khawatir secara berlebihan dengan tradisi salam tempel bagi-bagi amplop kepada anak-anak di hari Raya Lebaran.

.

Allohu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun