Besok umat Muslim di seluruh Dunia akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Dengan masuknya Ramadhan sedikitnya tiga hal mesti kita raih, itu yang saya pahami dari Khutbah Khotib di Jum'at terakhir di bulan Sa'ban kemarin.
Satu dari tiga hal yang disebutkan Khotib dengan datangnya Ramadhan adalah kesempatan saling mendekatkan diri antar sesama. Mendekatkan diri antar sesama bisa dimulai dengan saling berbagi.
Pengalaman saya tinggal di Mekkah, Saudi Arabia dengan masuknya bulan suci Ramadhan semangat berbagi orang Saudi Arabia meningkat, mereka menggebu-gebu berlomba untuk berbagi. Itu yang saya saksikan, paling tidak di lingkungan tempat tinggal dan kami beraktivitas.Â
Kurma adalah salah satu buah atau makanan untuk berbuka yang paling banyak dibagikan oleh masyarakat Saudi lantaran mudah dikemas dan didistribusikan.
Bukan cuma di Masjidil Haram yang biasa kita saksikan orang berbuka bersama tapi boleh dibilang hampir semua Masjid besar/kecil di Mekkah menyediakan hidangan buka bersama. Bukan cuma kurma tapi banyak makanan dan buah tersedia, yang utama memang kurma pasti tidak pernah ketinggalan. Selain dari pengelola Masjid, makanan itu juga datang dari masyarakat sekitar.
Di jalan, di banyak perempatan bisa kita temui anak-anak, remaja sampai orang dewasa yang membagikan paket berbuka, mereka begitu bersemangat.
Beberapa hari yang lalu saya dapat khabar dari seorang teman "ada kiriman kurma tuh dari Mekkah, dari Abdullah, sekarang masih diperjalanan". Luar biasa kurma itu terbang jauh ribuan kilometer dari Mekkah, Saudi Arabia ke Jakarta, Indonesia. Demi untuk saling berbagi.
Buat umat Muslim kurma memang identik dengan bulan Ramadhan atau Ramadhan identik dengan kurma lantaran kurma adalah satu jenis buah yang dianjurkan Rosululloh SAW ketika berbuka. Sepertinya Abdullah memang sengaja mengirimkan kami kurma menjelang bulan Ramadhan agar nilai ibadahnya berganda.
Lepas dari sunnah yang dicontohkan Rosululloh SAW, berbuka dengan kurma dampaknya memang luar biasa, tiga sampai lima butir kurma saja ditambah beberapa teguk air rasanya sudah cukup mengembalikan enersi yang terbuang seharian berpuasa.
Abdullah adalah tetangga kami ketika tinggal di Mekkah dulu. Beliau warga Saudi, Badu asli. Abdullah adalah termuda dari tiga bersaudara yang ketiganya tinggal saling berdekatan dekat kediaman kami di Zaher Sohada, Mekkah, baru belakangan Abdullah pindah rumah yang lebih besar agak jauh dari Sohada.