Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ngalatur Pasca Lebaran

26 Juli 2015   10:54 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Tidak nyana biji pare yang saya tanam begitu saja ternyata tumbuh dan berbuah, sampai saat ini sudah berapa lama pohon itu tumbuh lupa saya yang jelas sudah 3 kali panen dan dari hasil 3 kali panen itu sudah dua kali dimasak, sebentar lagi akan panen untuk yang keempat kali. Sekali panen hasinya tidak terlalu banyak kalau dinilai dengan rupiah tidak ada apa-apanya tapi dari hasil panen yang tidak seberapa itu selain buahnya ada pelajaran yang bisa dipetik.

Apa itu? Tentu saja selain buahnya yang bisa dipetik walau cuma sedikit tapi mendatangkan kebahagiaan yang tidak ternilai. Hal lain yang juga bisa didapat adalah sesuatu kebaikan yang kita tanamkan bahkan sambil lalu saja bisa mendatangkan manfaat.

Kemarin antar istri ke pasar beli daging sapi sekilo setengah. Lha baru seminggu lebaran udah beli daging lagi? . Ya, apa boleh buat semur dua kilo lebaran kemarin udah tuntas, andaipun masih ada tersisa tentu udah ga enak lagi kan.

Ada keluarga mau kumpul, istri mau eksperimen bikin bakso. Bukan kebetulan yang jual daging masih saudara sepupu istri jadi dah dapat daging kualitas yang lumayan bagus dengan harga yang miring…heheh. Dari satu setengah kilo daging dihasilkan 130 butir pentol bakso ukuran sedang.

Bikin bakso sendiri bukan mau dan pastinya tidak akan mengurang rizkinya Abang bakso. Setiap orang khan udah ada rizkinya masing-masing, Allah yang atur, saya percaya itu. Dengan bikin atau buat bakso sendiri kita jadi tau bakso yang pernah kita makan tidak tidak ujug-ujug bulat beitu, ada proses dari potongan daging jadi butiran-butiran bakso.

Jadinya butiran bakso itupun juga memerlukan beberapa komponen yang harus dipadukan secara terukur. Menafikan atau mengabaikan komponen-komponen tersebut dengan ukuran-ukurannya pastinya akan menemui kegagalan. Dengan terpenuhinya beberapa komponen dengan ukurannyapun belum serta merta mendapatkan hasil yang bagus. Semuanya harus dikerjakan dengan ketelitian dan ketelatenan. Apa hikmah dari terbentuknya butiran bakso itu, wow banyak sekali, silahkan diurai sendiri….

Pagi tadi tidak seperti biasanya. Ada kopi susu. Biasanya sarapan kalau bukan nasi goreng, nasi uduk atau mie instan kadang ketupat sayur. Pagi ini secangkir kopi susu itu dengan camilan kacang bawang lebaran dan beberapa potong kue sudah cukup memenuhi rongga perut. Aroma nasi goreng dari dapur jadinya tidak lagi mengundang.

Saya bukan penggemar kopi, kendati demikian kami selalu ada persedian baik kopi hitam ada juga kopi putih instan jadi sewaktu-waktu ada keinginan minum kopi tinggal masak air saja, seperti pagi tadi.

Bahwa hidup itu memang tidak lurus-lurus saja, semua orang tau. Demikianpun adanya selera lidah pastinya ada keinginan pariasi rasa karena siapapun tau lidah punya indra pengecap yang begitu sempurna . Tapinya yang perlu diingat adalah jangan terlalu menjakan lidah dan jangan pula mengekangnya. Biasa-biasa aja lah…

Sambil menulis nglanturan ini saya ditemani udara Jakarta yang agak sumuk bikin gerah. Memang begitu itulah Jakarta dinikmati saja. Sementara acara televisi dari kanal satu kelainnya sama sekali tidak ada yang menarik, ya sudah dimatikan saja paling tidak khan bisa menghemat listrik. Ya sudah…
.
Masih suasana Idul Fitri, mohon maaf lahir bathin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun