Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merindu Mekkah

11 Mei 2013   21:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:43 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mekkah adalah tanah impian, tanah yang menginpirasi banyak orang, tanah yang setiap muslim mendambakan untuk menziarahinya, thawaf dan bersimpuh dihadapan ka'bah. Itu sebab ketika harus meninggalkan Mekkah sungguh terasa berat hati dan kaki ini melangkah.

Walau terasa berat hati dan kaki melangkah pada akhirnya sebagai pendatang kami harus tinggalkan juga Mekkah. Dengan tiket ditangan dari Mekkah kami harus ke Bandara Jeddah. Jarak yang harus kami tempuh ke Bandara Jeddah seratusan kilometer lebih. Perlu waktu hampir 1 jam setengah untuk sampai di Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah.

Kini pemerintah Kerajaan sedang membangun jalan baru yang akan memperpendek jarak tempuh dari Mekkah ke Bandara Jeddah. Jalan yang melewati daerah Briman ini selain akan memperpendek jarak Mekkah-Jeddah dengan sendirinya akan mengurangi kepadatan jalan bebas hambatan Mekkah-Jeddah yang sudah ada.

Saya pernah dengar pemerintah Kerajaan Saudi merencanakan membangun Bandar Udara di Mekkah. Ketika saya tanya tetangga sopir taksi yang mengantarkan kami ke Bandara Jeddah, menjawabnya "tidak mungkin di Mekkah dibangun Bandara lantaran arealnya yang bergunung-gunung". Oh, rupanya dia ga pernah baca Koran.

Soal kontur Mekkah yang bergunung-gunung bukan masalah buat Pemerintah Kerajaan untuk merealisasikan berdirinya Bandara di Mekkah.

Dengan dibangunnya Bandara Mekkah nanti sebagian jamaah haji bisa langsung mendarat di Mekkah dari Negaranya masing-masing, ini sangat menguntungkan setidaknya bisa mengurangi sedikit kepenatan para jamaah. Bandara Mekkah nanti tentu bisa mengurangi kepadatan Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Padahal di Jeddah sendiri sedang dibangun Bandara yang lebih canggih dengan kapasitas yang lebih besar dari bandara lama.

Dengan banyaknya penziarah umrah maupun haji, Mekkah bisa mensejahterakan penduduknya. Tetangga saya Ahmad kehidupannya kini makin makmur. Ahmad yang beristrikan orang Madura kini punya penghasilan lebih dari memadai dengan melayani katering para penziarah. Hamid juga tetangga saya selain menyewakan rumahnya kesehariannya hanya bermodalkan sebuah taksi saja bisa menghidupi anak-anak beserta dua istrinya.

Abdullah yang mengantar saya ke Bandara Jeddah ini juga tetangga saya lebih memilih pensiun muda dari dari kesatuan Pemadam Kebakaran. Abdullah yang beristrikan seorang guru dengan dua anak kesehariannya kini cukup santai dengan naksi saja.

Mekkah yang  mulia. Bukan cuma penduduk lokal saja yang kebagian enaknya. Bisa lihat pada musim haji banyak warga Indonesia yang berbisnis. Ada yang berdagang oleh-oleh haji, melayani katering atau yang gelaran berdagang penganan sampe yang broker-an kambing dam.

Mekkah yang mulia.....Kami merindu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun