Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengakui Kesalahan dan Minta Maaf Ternyata Memang Sulit

23 Desember 2012   09:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:09 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita menyadari telah melakukan satu kesalahan lepas dari adanya peringatan dari orang lain atau menyadari dengan sendirinya kemudian kita tobat dan minta maaf kalau kesalahan tersebut berkaitan dengan orang lain. Perlu ga maaf dan pertobatan kita diketahui orang banyak.

Saya barangkali termasuk orang yang tidak suka apabila ada permasalahan kemudian membiarkan permasalahan tersebut berlarut. Sedikit saja ada permasalahan bisa membuat saya tidak bisa tidur. Apalagi kalau permasalahan tersebut menyangkut dengan orang lain. Saya harus segera menyelesaikannya.

Hari rabu kemarin saya ada terlupa satu benda yang rupanya tertinggal di toilet kantor. Buat orang lain mungkin barang tersebut tidak seberapa berharga, tapi buat saya benda tersebut merupakan barang kesayangan yang hapir tiap berpergian selalu saya cangking kemana-mana.

Barang kesayangan saya tersebut ditemukan seseorang di toilet. Segera tersebar dengan cepat khabar ditemukannya barang tercecer. Baru ngeh ternyata saya kehilangan sesuatu dan yakin barang yang ditemukan itu milik saya, dan segera saya jemput barang tersebut di kantor bagian perawatan gedung.

Baik juga seandainya merogoh kantong sekedar sebagai tanda terima kasih buat sang penemu barang saya tersebut. Tapi apa mau dikata yang menemukan barang saya tersebut ternyata Kepala Bagian dari seksi perawatan gedung sendiri.

Alih-alih kasih hadiah malah saya yang dijamu minum qahwa dan qurma yang legit oleh si Boss sambil bercanda-canda berlanjut omong-omong tentang Indonesia.

******

Pagi tadi (sabtu) setelah libur dua hari setelah kejadian barang saya tercecer, seorang Sudan, Forman klining serpis mengabarkan kepada kami yang sedang duduk-duduk minum teh tentang ditemukannya barang di toilet hari rabu kemarin dan bagi yang merasa kehilangan bisa ambil barang tersebut di kantor mereka katanya.

Cukup heboh pagi itu rupanya si jangkung Sudan itu belum tau kalau barang tersebut sudah kembali kepada saya sebagai pemiliknya. Ketika si jangkung menceritakan tentang benda yang ditemukan di toilet tersebut tidak ada teman-teman yang memahami lantaran ketika kejadia semua teman sedang di lapangan.

Sementara saya yang tau duduk perkaranya malah tenang-tenang saja. Sehingga si Jangkung Sudan tampak kecewa dan kebingungan kemudian segera pergi.

Maksud hati ingin membawa peristiwa itu ke ranah Guyonan. Tapi ternyata saya pikir itu keliru. Masalah kecil memang tapi tidak pantas rasanya dibawa main-main. Apalagi setelah teman-teman tau apa yang kiranya yang terjadi kemudian ada yang mengingatkan.

Segera saya susul si Jangkung dan saya ceritakan semuanya saya minta maaf telah menyepelekan dan mempermainkannya. Si Jangkung yang murah senyum tersebut tambah ngablak bibirnya, dia tersenyum lebar.

Nyambung ga yah dengan judulnya diatas tuh. Yang jelas mengakui kesalahan ternyata memang sulit, tapi buat saya ketika itu tidak perlu berpikir terlalu lama untuk segera meminta maaf. Tidak peduli orang lain tau atau tidak terpenting Hati menjadi plong Dunia terasa lebih luas.

.

Sekedar catatan menjelang dzuhur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun