Sementara situasi persepakbolaan Nasional di Tanah Air makin kacau-balau, prestasi makin terpuruk. Lain dengan Saudi Arabia yang masyarakanya juga gandrung dengan sepak bola; meski sempat tersingkir di Piala Asia 2011, kini sedang berusaha bangkit. Dengan ditukangi Frank Rykard pelatih asal Belanda, Saudi menargetkan bisa berpartisipasi di Piala Dunia 2014 Brazil.
Saudi Arabia adalah pemakai terbesar Tenaga Kerja Indonesi. Sebelum diberlakukan moratorium jumlah TKI di Saudi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapi 1.5 juta orang. Terbanyak adalah pekerjan nonformal, sektor rumahan yang berupa PRT dan Sopir pribadi.
Banyak cerita, suka maupun duka dari para TKI. Kumpul sesama TKI adalah satu cerita suka, sesuatu yang paling menyenangkan. Sekolah menjelang bubaran adalah salah satu tempat berkumpul para sopir. Kesempatan seperti ini biasanya menjadi ajang curhat dan melepaskan uneg-uneg sesama mereka.
Saya sempat berbincang-bincang dengan salah satu dari mereka. Kejadiannya sudah cukup lama jauh sebelum adanya moratorium. Sebut saja Kang Maman dari jawa barat mendapat majikan yang boleh dibilang baik, satu keberuntungan buat kang Maman, gajinya lancar, pasilitas cukup memadai.
Tugasnya antar-jemput sekolah anak-anak majikannya, dua orang masih SD, satu SMP dan satunya lagi SMA, semua perempuan. Kang Maman harus mengatur jadwal, tapi kadang majikan lakinya mau membantu menjemput salah satu dari anak-anaknya.
Kang Maman tidak cerita apa profesi majikannya, yang jelas majikannya ini seorang “Gibol” alias gila bola. Tidak ada event yang terlewatkan, baik itu Kompetisi Nasional maupun Internationanl. Apalagi Piala Dunia.
Semua anak majikan kang maman perempuan, tapi seperti sang ayah mereka punya hoby yang sama. Semua menyukai sepak bola. Hampir tiap sore dan hari libur mereka akan berlatih, tentu saja cukup dihalaman rumahnya yang tertutup. Tabu perempuan apalagi main sepak bola ditempat terbuka.
Hebatnya semua terobsesi Lionel Messi, semua ingin menjadi striker, semua ingin menjadi goal getter.
Kang Maman mungkin sekarang sudah pulang ke Indonesia. Sudah nasibnya akhirnya didapuk menjadi kipper alias penjaga gawang. Kini entah siapa yang menggantikannya?.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H