Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Prisha

26 Maret 2011   00:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:26 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_96733" align="alignleft" width="430" caption="Mata air surga (dok Eva)"][/caption] Bisa dipastikan setiap manusia pernah mengalami permasalahan dalam meniti kehidupan, ada yang ringan saja bobotnya, sampai yang pelik dan berat. Semua punya cara bagaimana pemecahan permasalahannya, tapi tidak sedikit juga orang yang lari dari kenyataan, meninggalkan teka-teki kehidupan. Padahal Tuhan akan memberi jalan selama manusia punya kemauan. Eva terpaksa meninggalkan pekerjaannya yang sudah dijalani cukup lama di satu perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Bukan suatu permasalahan pelik, namun suatu keputusan yang cukup dilematis, teman-temanya sangat menyesali keputusan Eva, ketika dia memberitahukan keputusannya untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya itu, siapapun tau bagaimana sulitnya lapangan kerja di tanah air. Sebagian besar dari mereka memang tidak memahami apa alasan mendasar dari keputusan Eva, hanya beberapa teman dekat saja yang tau apa alasan dan penyebabnya. Bapak sudah berpulang. Bukan juga satu masalah pelik tapi Ibu kami cukup bingung dan sedikit panik, sementara saya hanya bisa memantau dan berdo'a dari kejauhan. Diusia kandungannya yang berjalan lima bulan, Eva mengalami pendarahan. Setelah bolak-balik menjalani pemeriksaan, Dokter mewanti-wanti agar Eva istirahat total, tidak melakukan aktivitas apapun, kalau saran ini dilanggar menurut Dokter bisa membahayakan jiwa sekaligus bayi yang dikandungnya. Begitulah pengorbanan seorang Ibu, Ibu sudah bersusah-payah jauh sebelum kita dilahirkan, mempertaruhkan nyawanya selama berbulan-bulan. Siang malam harus menjaga keselamatan kandungannya. Tidak akan sanggup kita menghitung berapa besar jasa seorang Ibu. Tidak akan sanggup sapapun manusia membayar jasa seorang Ibu. Pengorbanan paling besar adalah pada saat Ibu hendak melahirkan, disini nyawa seorang Ibu betul-betul dipertaruhkan. Sudah sepantasnya Al-Qur'an berpesan agar kita berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama kepada ibu kita : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu, maka janganlah katakan kepada keduanya 'ah' dan janganlah kamu membentak kedua-nya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia. (QS Al-Isra': 23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasing sayang. Dan katakanlah, 'Wahai Tuhan-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil' (QS Al-Isra': 24) ********************** Tujuh tahun lebih menikah belum juga dikarunia seorang anakpun, sementara belakangan sang suami bertugas jauh di Negri Orang. Setelah memutuskan meninggalkan pekerjaannya, suatu keputusan yang cukup berat yang dirasakannya. Eva berangkat menyusul Nova, sang suami yang bertugas di Korea Utara. Tidak sampai tiga bulan, di bulan madu kedua mereka, kesabaran mereka membuahkan hasil. Allah memberi kabar gembira. Eva mengandung. Tidak hendak menyusahkan suami yang sibuk dengan tugasnya, Eva merencanakan melahirkan di tanah air, dekat dengan Ibunda, sanak dan keluarga di Jakarta. Minggu kemarin, tepatnya tanggal delapan maret setelah lebih dari Sembilan bulan mengandung, dengan hanya ditemani Ibu dan Abangnya, adik laki-laki kami, Eva melahirkan bayinya dengan selamat, bayi perempuan montok yang cantik dan sehat. Namanya Prisha.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun