Sungguh suatu pencerahan intelektual dalam penentuan pilihan secara matang dan bermartabat. Kontrakdiksi dengan pencerahan intelektual diatas, saya tertarik dengan salah satu artikel yang membuat saya memberikan komentar yaitu:
Judul artikel diatas dapat dimaknai bahwa "Jika Anda dengan sukarela melakukan sesat fikir maka anda hanya bisa tetap mendukung prabowo". Judul tersebut sangat provokatif untuk pendukung prabowo dan juga calon pemilih yang belum menentukan pilihannya seperti saya. Ada penindasan secara intelektual pada orang yang akan memilih prabowo melalui sebuah simpulan "orang yang tetap memilih prabowo adalah orang yang sesat fikir". Jelas tercermin sebuah penindasan secara intelektual dan kontrakdiksi dengan contoh pencerahan intelektual diatas.
Sebagai orang yang belum menentukan pilihan politiknya jelas judul artikel dan isinya tersebut menjadi sebuah penindasan atas kebebasan memilih. Lain halnya jika artikel tersebut hanya ditujukan kepada pendukung prabowo dengan judul "Anda yang mendukung prabowo adalah orang yang dengan sukarela melakukan sesat fikir", maka saya (mungkin termasuk orang-orang yang belum menentukan pilihan politiknya) tidak akan merasa tertindas secara intelektual oleh artikel tersebut.
Opini saya ini adalah atas dasar pemahaman pribadi atas artikel tersebut diatas, dan marilah mengedepankan pencerahan intelektual dalam masa kampanye pilpres ini. Padahal kandidat dari penulis artikel tersebut yaitu Jokowi-JK menyatakan bahwa pilpres ini harus menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan bukan menjadi pesta demokrasi yang menakutkan (melalui penindasan secara intelektual).
Demikian opini saya dari seorang calon pemilih yang belum menentukan pilihan politiknya dan sering lebay :). Salam Indonesia Hebat
#PenindasanIntelektual
#PencerahanIntelektual
#PemiluDamai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H