Mohon tunggu...
Mang Atan
Mang Atan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kuli di sebuah sekolah swasta, mo belajar nulis dan coba sharing pengalaman hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penindasan Secara Intelektual Dalam Kampanye Pilpres 2014

9 Juni 2014   05:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungguh suatu pencerahan intelektual dalam penentuan pilihan secara matang dan bermartabat. Kontrakdiksi dengan pencerahan intelektual diatas, saya tertarik dengan salah satu artikel yang membuat saya memberikan komentar yaitu:

http://politik.kompasiana.com/2014/06/07/anda-hanya-bisa-tetap-mendukung-prabowo-jika-anda-dengan-sukarela-melakukan-sesat-pikir-657282.html

Judul artikel diatas dapat dimaknai bahwa "Jika Anda dengan sukarela melakukan sesat fikir maka anda hanya bisa tetap mendukung prabowo". Judul tersebut sangat provokatif untuk pendukung prabowo dan juga calon pemilih yang belum menentukan pilihannya seperti saya. Ada penindasan secara intelektual pada orang yang akan memilih prabowo melalui sebuah simpulan "orang yang tetap memilih prabowo adalah orang yang sesat fikir". Jelas tercermin sebuah penindasan secara intelektual dan kontrakdiksi dengan contoh pencerahan intelektual diatas.

Sebagai orang yang belum menentukan pilihan politiknya jelas judul artikel dan isinya tersebut menjadi sebuah penindasan atas kebebasan memilih. Lain halnya jika artikel tersebut hanya ditujukan kepada pendukung prabowo dengan judul "Anda yang mendukung prabowo adalah orang yang dengan sukarela melakukan sesat fikir", maka saya (mungkin termasuk orang-orang yang belum menentukan pilihan politiknya) tidak akan merasa tertindas secara intelektual oleh artikel tersebut.

Opini saya ini adalah atas dasar pemahaman pribadi atas artikel tersebut diatas, dan marilah mengedepankan pencerahan intelektual dalam masa kampanye pilpres ini. Padahal kandidat dari penulis artikel tersebut yaitu Jokowi-JK menyatakan bahwa pilpres ini harus menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan bukan menjadi pesta demokrasi yang menakutkan (melalui penindasan secara intelektual).

Demikian opini saya dari seorang calon pemilih yang belum menentukan pilihan politiknya dan sering lebay :). Salam Indonesia Hebat

#PenindasanIntelektual

#PencerahanIntelektual

#PemiluDamai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun