Mendapat posting kink video yang katanya dari akun resmi Ahok saya langsung buka dan melihat Video berdurasi 2 menit ini.Â
Saya sempat shock karena di tayangan awal ada segerombolan orang berpeci dan bersorban berteriak-teriak dengan nada mengancam dengan spanduk dibelakangnya tertulis " Ganyang Cina"... dan seterusnya dimana narasi utama yang diinginkan adalah pentingnya menjaga keberagaman di Jakarta.
Nalar saya bertanya... Mengapa orang berpeci ? Mengapa ada tulisan "Ganyang Cina"? Â
Apakah penting adanya adegan ini kalo ingin menceritakan keberagaman di Jakarta?Â
Tidak adakah ide kreatif lain?
Benar saja, banyak orang yang langsung antipati atas penayangan Video ini dengan Tagar #KampanyeAhokJahat.
Perhatikan tagar yang menohok dalam bahasa sederhana yang mencerminkan ketidaksukaan akan isi Video tersebut yang sebenarnya dinarasikan bukan untuk perpecahan. Ini lagi-lagi menurut saya blunder Tim Ahok yang entah mengapa, apa karena kebencian yang mendalam pada kelompok lainnya atau apapun, namun tentunya telaah sosio kultural perlu dikedepankan... entah lagi kalo nilai-nilai ini sudah tidak dianggap ada oleh Tim Ahok.
Menurut Djarot, clip tayangan ini merunut pada kejadian tahun 1998... apakah betul di tahun kejadian kerusuhan itu ada kelompok berpeci dan bersorban kesetanan seperti itu dengan spanduk "Ganyang Cina" ? Jika kejadian itu tidak ada maka akan blunder kuadrat penjelasan Djarot. Â Lalu apakah relevan dengan kondisi sekarang?Â
Atau memang ingin diciptakan ? Tentu tidak bukan ...
Dengan kondisi Seperti saat ini dimana kita menjadi terkotak-kotak seharusnya kita bisa lebih peka lagi...
Proses pilkada DKI yang tinggal hanya menghitung hari Tim Ahok kembali membuat blunder yang tidak perlu, apalagi dengan perbedaan elektabilitas saat ini yang mencapai 6% sd 8% untuk keunggulan Anies-Sandiaga tentu hal seperti ini perlu dihindarkan.
Yang perlu digarisbawahi adalah Siapapun nantinya Gubernur DKI Jakarta, jangan sampai ada perpecahan dan perbedaan menjadi meruncing dan menggerus Persatuan
#TidakBolehTerjadiLagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H