Kebutuhan energy adalah hal yang mutlak bagi kehidupan. Tapi hal ini jadi terbalik arah jika yang dibicarakan adalah energy terbarukan. Stereotipe yang dibangun selama bertahun-tahun bahwa energy terbarukan itu mahal dan berbanding terbalik dengan pengembangan ekonomi membuat negara-negara berkembang seperti Indonesia enggan untuk membangun sektor ini. Faktanya ini adalah pembodohan yang dibangun oleh industry energy konvensional untuk melindungi kekayaannya.
      Atas dasar kegelisahan akan rendahnya kesadaran masyarakat tentang membangun itu bukan perihal hari ini tapi juga masa depan, terutama disektor energy, memunculkan ide untuk berkomunitas sebagai Bengkel Energi dengan visi "membangun energy terbarukan".  Kata 'membangun' disini kami sadari harus terdiri dari 3 hal, membangun infrastruktur, membangun manusia dan membangun masa depan.Â
Tentunya infrastruktur itu vital sebagai wujud dari konversi energy terbarukan itu sendiri, tapi membangun manusia yang siap terhadap perubahan itu tidak kalah penting karena kecanggihan teknologi akan sia-sia jika manusianya tidak dapat menggunakan dengan baik. Serta yang lebih krusial adalah membangun masa depan, yaitu generasi depan yang memiliki mindset tentang harmonisasi alam dan manusia. Hal ini pun diwujudkan melalui kelas ranger energy, yaitu berupa pengajaran mengenai hemat energy serta workshop wind propeller ke sekolah-sekolah.
      Setelah berjalan setahun lebih, Bengkel Energi telah berkali-kali melaksanakan Kelas Ranger Energi. Beberapa kalipun ikut kompetisi dunia, salah satunya video wind propeller yang meraih 20 besar dunia. Namun ada satu mimpi yang masih tertunda yaitu membangun infrastruktur Energi Terbarukan untuk rakyat. Sebagai komunitas yang berifat kerelawanan tentu kami tidak memiliki modal uang. Pengetahuan yang kami milikipun tidak seberapa mengenai teknis energy. Tapi mimpi tetap kami pupuk sambal sabar menunggu.
      Juli 2017 angin berhembus kearah kami, sebuah event Pesta Pendidikan akan diadakan di Warwick University dengan salah satunya adalah sesi janji publik dimana suatu komunitas/organisasi diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasannya, kemudian pemangku kebijakan yang hadir dipersilahkan untuk berjanji kontribusi apa yang bisa dibantu. Saat itu yang terlintas dikepala adalah tidak ada salahnya untuk berbagi cerita, toh pendidikan mengenai energy memang harus dibangun sejak dini.
      Tapi memang jodoh tidak akan lari kemana, ternyata salah satu pemangku kebijakan yang hadir di sesi Janji Publik saat itu adalah CEO General Electric (GE) bapak Handry Satriago. General Electric adalah perusahaan besar dari US yang bergerak di bidang electricity dan Bapak Handry adalah CEO termudanya yang juga merupakan CEO GE pertama yang berasal dari Indonesia.
      Selang beberapa detik setelah saya selesai mempresentasikan ide-ide gila Bengkel Energi untuk membangun energy terbarukan di desa-desa, Bapak Handry segera angkat suara dan berkataÂ
"kita bangun solar panel di desa itu!".
Betapa saya tersentak dan haru, mimpi yang sudah terpendam lama seperti tersambar petir seketika. Tuhan memang tidak pernah tidur.
      Kami percaya dan akan selalu percaya bahwa manusia mampu hidup berdampingan baik dengan alam seperti yang telah lama diajarkan nenek moyang kami. Kami percaya dan akan selalu percaya bahwa mimpi yang baik tak akan diabaikan Tuhan selama kami menjaganya. Kami percaya dan akan selalu percaya membangun bukan perkara hari ini saja tapi juga masa depan.
"Jika menurutmu harta lebih penting dari alam, cobalah hitung uangmu sambil menahan nafas"