Mohon tunggu...
Rudhy Al Mandary
Rudhy Al Mandary Mohon Tunggu... -

Anak Kedua dari Enam bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Abraham Hanya Garang di Luar Sulawesi

14 Januari 2014   16:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap Abraham yang seolah-olah tidak punya nyali menyelesaikan beberapa sengketa korupsi di tanah daeng, memantik reaksi keras beberapa penggiat anti korupsi di Makassar yang selama ini merupakan kawan seperjuangan Abraham sebelum terpilih sebagai Ketua KPK.

Kritikan bahkan sindiran dari kawan-kawan seperjuangan Abraham di Makassar mengalir deras hingga ke dunia maya. Namun ada juga dari mereka mengapresiasi ketegasan dan keberanian Abraham menangkap para koruptor kelas “kakap” di negeri ini.

Tetapi tak jarang juga, mereka mempertanyakan Abraham yang dinilainya hanya berani di luar “kandang”. Tetapi mati suri di rumah sendiri (Sulsel).

Berikut penilaian para sahabat Abraham, baik yang berprofesi sebagai dosen, pengacara bahkan NGO yang menuding pimpinan lembaga “super body” ini loyo di Makassar.

Sebut saja Ketua LP Sibuk Djusman AR dalam akun facebooknya yang diposting 20 Desember lalu, ia mempertanyakan perkembangan kasus korupsi PDAM Kota Makassar yang sudah diambil alih KPK lantaran Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel dianggap tidak becus menyelesaikan perkara yang diduga banyak melibatkan pejabat teras Pemkot Makassar.

Berdasarkan temuan dan hasil perhitungan BPK RI, total kerugian negara yang ditimbulkan dalam perkara itu mencapai Rp520 miliar lebih.

Pertanyaan ini rupanya mendapat respon dari sejumlah pengamat dan pengiat anti korupsi. Seperti, Prof Dr Marwan Mas yang merupakan guru besar fakultas hukum Universitas 45 Makassar.

Sindiran mengenai perkara PDAM, kemudian dijawab Marwan. Dalam tulisannya ia menyebut Ketua KPK perlu diselidiki, KPK buai kita dengan kasus besar di Jakarta dan daerah lain, tetapi loyo di Makassar.

Bahkan dengan nada ekstrim Marwan Mas mengatakan “dari satu sisi KPK berani dan tegas, tapi dalam hal-hal khusus tetap ada yang ditutupi, tidak ada sosok yang betul-betul bisa dipercaya.”

Kritikan pengamat hukum tersebut kemudian ditimpali oleh Hapsa Marala bekas wartawan. Dia menyebut, “satu per satu tauwa dulu prof…” Marwan dengan sigap balik menjawab, “satu persatu ok.. kita dukung, tetapi sampai akhirnya yang satu itu disamarkan dengan ungkap kasus lain sampai dilupakan… krn ada yg ditutupi…. hehehehe.”

Djusman menambahkan, bahwa “aneh rasanya jika hanya kampung seberang yang engkau obok-obok, sementara di kampungmu mati suri. Apa sudah masuk angin dikampung sendiri. Nasional-nasional tapi bukan berarti melupakan kampung sendiri apalagi anda cukup tahu kasus-kasus yang dimaksud.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun