Mohon tunggu...
Amanda PutriSukamto
Amanda PutriSukamto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru yang terus menerus ingin belajar untuk mengembangkan pendidikan Indonesia lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kemampuan Bernalar Kritis melalui Model PBL Media Analisis Kasus dalam Materi Perilaku Demokratis

27 Februari 2024   09:07 Diperbarui: 27 Februari 2024   09:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pendahuluan

Berdasarkan eksplorasi  yang ada di SMK  ditemukan beberapa permasalahannya pembelajaran, yang paling sering ditemukan adalah kurangnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal berbentuk HOTS, hal ini dikarenakan jarangnya guru memberi Latihan-latihan analisis, padahal peserta kelas XI seharusnya sudah dapat menguasai kompetensi di Fase F dan dapat mencapai C4 ke atas. Adapun peran dan tanggung jawab  dalam praktik pembelajaran ini  sebagai guru Mapel Pendidikan Pancasila  berkewajiban memberikan praktik baik dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuan bernalar kritis (HOTS) peserta didik kepada rekan sejawat  dalam proses belajar mengajar dan mencari solusi yang tepat untuk pemecahan masalah dalam meningkatkan pemahaman bernalar kritis pada  peserta didik. 

Dengan adanya model PBL yang seluruh sintaknya sinkron dengan peningkatan nalar kritis dapat membantu guru dalam meningkatkan berfikir kritis, sehingga nanti peserta didik akan terbiasa mengerjakan soal berbentuk HOTS. Selain itu, hasil belajar peserta didik dapat lebih baik sebagai imbas dari ketertarikan dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang di berikan. Beberapa alasan yang membuat praktik baik ini patut dibagikan adalah apabila hal ini menemukan solusi maka Praktik pembelajaran ini bisa  dijadikan contoh pembelajaran inovatif bagi guru lain, Pembelajaran dengan menggunakan model PBL, metode diskusi dalam analisis kasus yang kontekstual dapat dijadikan referensi agar pembelajaran lebih menyenangkan. 

2. Pembahasan

Adapun beberapa tantangan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar kritis/mengerjakan soal HOTS,

  • Guru cenderung kurang motivasi dalam membiasakan memberi soal-soal HOTS
  • Pembelajaran terlalu teksbook, sehingga tidak terlalu sering mengasah daya nalar kritis peserta didik, Guru khawatir jika diberikan soal HOTS siswa tidak bisa meraih nilai Cakap.
  • Pembelajaran dengan mengasah High Order Thingking skill di anggap kurang menarik/susah


Maka dari itu  Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi yaitu : 

  • Mengidentifikasi kondisi yang ada di kelas dengan cara sharing dengan kepala sekolah maupun rekan sejawat
  • Memilih model pembelajaran yang sintaknya memuat karakteristik HOTS serta inovatif dan menyenangkan. Hal ini di lakukan agar peserta didik dapat mengembangkan bernalar kritis melalui pembelajran yang menyenangkan
  • Memilih metode pembelajaran yang interaktif. balance antara peserta didik dengan guru sebagai fasilitator, pembelajaran harus kontekstual, sehingga mudah  dipahami oleh peserta didik
  • Menyiapkan media, sarana prasarana sebagai penunjang pembelajaran 

Setelah itu guru melaksanakan Strategi pembelajaran berikut: 

  • Guru menggunakan model pembelajaran inovatif, yaitu model Problem Based Learning (PBL).
  • Guru memilih kasus-kasus yang berkaitan dengan perilaku demokratis yang harus dipecahkan menggunakan analisis dan dalam menemukannya butuh Kerjasama dengan kelompok
  • Guru memanfaatkan media teknologi dalam kegiatan pembelajaran yaitu literasi secara digital, riset informasi dengan browsing
  • Memanfaatkan games dalam pencarian kasus
  • Membuat bahan ajar yang kontekstual.
    https://www.youtube.com/watch?v=FBDbzwhrz4Y&t=3s
    https://www.youtube.com/watch?v=FBDbzwhrz4Y&t=3s
  • Memanfaatkan LKPD.

Adapun proses pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah :

  • Menyampaikan tujuan pembelajaran, Teknik penilaian sehingga siswa mengetahui dari awal apa saja kegiatan pembelajaran, tidak lupa  memberikan asesmen diagnostik/pre-test. 
  • Selanjutnya masuk dalam langkah PBL diawali orientasi masalah diintegrasikan dengan pertanyaan pemantik.
  • Kemudian siswa mendapatkan tugas kelompok dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan perilaku demokratis. Kegiatan dalam mencari pemecahan masalah dari kasus tersebut, peserta didik perlu berkolaborasi dengan teman kelompoknya dengan cara mencari sumber referensi di internet, hampir seluruh peserta didik terlibat aktif.
  • Setelah itu peserta didik menuangkan hasil analisisnya melalui media canva dan menyajikannya di depan kelas, antar kelompok saling mengevaluasi hasil pekerjaan temannya.

https://www.youtube.com/watch?v=FBDbzwhrz4Y&t=3s
https://www.youtube.com/watch?v=FBDbzwhrz4Y&t=3s
  • Berbeda halnya dengan mengerjakan pre-test (asesmen diagnostic), dalam mengerjakan soal post test berupa penugasan, sebagaian peserta didik sudah memahami materi yang telah disampaikan.
  • Pada aksi nyata ini  menggunakan sarana prasarana teknologi berupa laptop, LCD,aplikasi 

3. Kesimpulan

Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan  dapat meningkatkan kemampuan bernalar kritis (HOTS)  dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila materi perilaku demokrtais, faktor keberhasilan dari pembelajaran ini ditentukan oleh model, metode, dan inovasi media yang digunakan, instrumen dan perangkat ajar yang baik, serta kemampuan guru dalam membawakan suasana kolaborasi, persaingan sehat antar kelompok namun penuh suka cita. 

Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa dalam penilaian kinerja adalah 85,4 hal tersebut sudah termasuk kategori Cakap, sedangkan rata-rata dari penilaian kelompok adalah 88 sudah termasuk kategori Mahir,

Perbandingan pre-test dan post test pun sangat signifikan, rata-rata nila pre-test siswa adalah 59 sedangkan pada post test adalah 87, hal ini menunjukan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pengerjaan analisis soal berbentuk HOTS oleh peserta didik

4. Daftar Pustaka

Lestari, D. D., Ansori, I., & Karyadi, B. (2017). Penerapan Model Pbl Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sma. Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 1(1), 45--53. https://doi.org/10.33369/diklabio.1.1.45-53

Syaefuddin Udin. 2011. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(Barrett, T. 2010. The problem- based learning process as finding and being in flow.Innovations in Education and Teaching International 47(2), 165--174.)

Arikunto, S. (2021). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. (https://books.google.co.id) Sudjana, N. (2015). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Pembelajaran 12. Konsep dan Prinsip Assesment, Teknik Penilaian Berbasis Kelas, dan Umpan Balik.

(https://cdn-gbelajar.simpkb.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun