Mohon tunggu...
Manda pritanadila
Manda pritanadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Benarkah KPop sebagai Obat Mental?

13 Juni 2024   18:56 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

K-Pop adalah singkatan dari Korean Pop, sebuah genre musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Musik K-Pop memiliki berbagai genre, seperti pop, hip-hop, dance, rock, R&B, dan electronic music. Grup K-Pop biasanya terdiri dari beberapa member, dan mereka memadukan unsur-unsur musik yang berbeda untuk menciptakan suara yang unik. K-Pop juga dikenal dengan gaya busana unik dan tarian yang menarik perhatian masyarakat dunia.

kalangan remaja saat ini. Banyak orang mengatakan para kpopers adalah generasi yang tidak cinta tanah air, generasi yang terjajah oleh budaya asing, generasi yang lupa akan tuhannya, dan banyak komentar negatif lainnya dari mulut para antis korea. Jujur saja saya sebagai salah satu yang mengidolakan K-pop, berani membantah pernyataan itu semua. Andai saja mereka tau bagaimana situasi yang sebenarnya di dunia per-kpop-an ini. Pasti mereka akan tutup mulut diam seribu kata. Ah, sudahlah tidak usah dijelaskan bagaimana detilnya, mereka tidak akan tahu jika tidak mengalami sendiri. Cukup tahu saja, tidak usah hiraukan ciutan burung yang tidak berguna. Padahal semua orang berhak menentukan apa yang ia sukai bukan?

Kalangan anak muda dapat sembuh dari K-Pop dengan berbagai cara. Salah satu cara adalah melalui hiburan yang menyenangkan. Lagu-lagu K-Pop yang ritmis dan koreografi yang keren dapat membantu mengurangi tekanan dan meningkatkan suasana hati. K-Pop juga dapat menjadi bagian dari identitas budaya remaja, memberikan rasa solidaritas dan pemahaman yang mendalam antar sesama penggemar. Namun, penting untuk mengakui bahwa pengalaman setiap individu dapat bervariasi, dan K-Pop dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental jika tidak dihadapi dengan pemahaman yang seimbang.

Sebagian remaja memilih untuk menonton atau mendengarkan musik K-Pop untuk sejenak melupakan masalah yang sedang dihadapinya, sehingga mereka bisa merasa lebih tenang. Dengan menyukai K-Pop maka mereka akan mengisi waktu luang dan mendapatkan hiburan untuk menghilangkan stress dan juga bosan. Oleh karena itu dengan menyukai K-Pop secara tidak langsung dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah masalah kesehatan mental pada remaja.

Dampak positif bagi remaja diantaranya adalah mengurangi atau mencegah gangguan mental, meningkatkan rasa percaya diri, menjadikan seseorang mencintai diri sendiri, mengubah pola pikir menjadi lebih positif, memotivasi seseorang, memiliki banyak relasi dan mudah untuk bersosialisasi, serta menambah ilmu bahasa asing. Namun, K-Pop juga memiliki dampak yang negatif diantaranya adalah seseorang dapat menjadi terobsesi terhadap idolanya, menjadikan seseorang lupa akan dunia nyatanya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan K-Pop, dan menyebabkan delusi akibat penggemar yang melupakan batasan antara seorang fans dan idola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun