Mohon tunggu...
Azzahra Tunggadewi
Azzahra Tunggadewi Mohon Tunggu... -

me is simple... punya hobi nulis-nulis, membaca apalagi, naik gunung, susur goa, petualang alam bebas hobi banget. Aktivitas hari-hari diisi dg work holic asal jangan lupa sholat aje hehee... Yakin dg Man jadda wa jada artinya "Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Wahai Sahabat Ini Pundakku, Menangislah...

1 Juli 2010   12:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:09 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Memiliki seorang sahabat adalah bagian terindah dalam rajutan hidup. Saling berbagi dalam suka dan duka merupakan bagian dari fase persahabatan sejati. Awal bulan Juli ni, saya baru saja mendapat kiriman inbox FB dari seorang sahabat sejatiku. Kenapa saya sebut sahabat sejati? karena persabahatan yg terjalin diantara kami sudah seperti saudara, kakak dan adik. Awalnya dari perbedaan yang sulit untuk saling memahami karakter masing-masing hingga tercipta perasaan saling memahami dan membutuhkan diantara kita,  seperti lirik lagu Sind3ntosca berjudul Kepompong:

Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan


Dari isi pesan singkatnya itu rupanya ia sedang sedih. Membaca pesannya spontan membuat hatiku juga ikut menangis.. Problem yang dihadapinya seakan tak sanggup ia hadapi sendiri. Ia merasa menjalani hari-hari yang kosong... (un masalah yang dihadapi sahabatku ni maaf saya ndak bisa bercerita disini, of the record ). Saya hanya ingin berbagi dengan kawan semua bahwa arti seorang sahabat itu sangatlah penting dalam setiap lembar kehidupan yang kita lalui.Dalam tangis, tawa, bahkan marah sekalipun sahabat selalu ada dan memberi warna. Kata orang "Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri".

Singkatnya Isi pesan sahabatku itu seperti ini, Ia mengatakan, "De nda tenang sekali saya rasa mau nangis, selain sholat ma dzikir apalagi de'?

Andai kata saya ada di sisinya atau kapanpun dia butuhkan dalam kesedihannya... saya bukan hanya akan menjadi pendengar yang baik atau motivator dan memberi solusi tapi akan memberikan pundakku ini sebagai tempat melepas tangisnya. Andai jarak tak memisahkan persahabatan kami... saya kan selalu ada untuknya..

Saya hanya bisa berkata,

Curahan hati K'... berbagi cerita suka maupun duka pada orang yg qt percayai...

Tuangkan semua yang mengganjal di hati...

Menangislah sampai air mata terasa akan habis, tertawalah hingga menyentuh hati, hingga urat-urat saraf yg tadi menegang terasa lembut kembali, keluarkan semua amarah hingga hati terasa plong!...

Selain mengadu pada-Nya... qt hanya manusia biasa yg tak luput dari tangis, tertawa, amarah...
jika tak sanggup seorang diri menahan tangis... orang yang mengasihi, menyayangi, dan mencintaimu dg segala kekurangan dn kelebihanmu siap menjadi sandaran tangismu, andaikan qt dekat pundak ini siap menjadi tempat untuk curahan tangismu Kak... jika org2 terdekat mu (Family) tak bs kau percayai atapun tak mampu menampung air matamu....

Sahabatmu siap!! menjadi tempat engkau berkeluh kesah, menangis selain tertawa bersama....

Menangislah... jika itu akan membuatmu plong

Menangislah... jika itu akan membuat tenang

Mmenangislah... jika itu akan membuatmu ceria kembali

Mmenangsilah... jika itu akan mengembangkan kembali senyum indahmu

Mmenangislah hingga engkau merasa air mata itu adalah air mata penghabisan...dan tak adalagi air mata air mata berikutnya yg kan membuatmu tak tenang...

Menangislah dalam dzikir, menangislah dalam sholat, menangislah dalam doa, menangislah dalam ayat-ayat cinta-Nya dan menangislah dalam pundak sahabat terbaikmu Kak...

Wssalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun