Mohon tunggu...
Manda Br Simamora
Manda Br Simamora Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Saya seorang guru yang kreatif dan inovati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Kasus Rendahnya Motivasi Peserta Didik dalam Pembelajaran

6 Desember 2023   06:57 Diperbarui: 6 Desember 2023   07:01 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Deskripsi Studi Kasus

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, saya menemukan salah satu kasus yaitu peserta didik kurang memiliki motivasi belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari timbal balik dari peserta didik kepada guru yang kurang, karena peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan peserta didik, diketahui bahwa ketika pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran, baik media konkret ataupun media teknologi yang tersedia di sekolah. Guru cenderung hanya ceramah dan menggunakan buku teks saja, sehingga peserta didik mudah bosan saat pembelajaran berlangsung.

Topik ini sangat penting karena sebagai guru tidak hanya sekedar memberikan materi kepada peserta didik, namun juga bagaimana dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami bagaimana karakteristik peserta didiknya agar dapat menyusun perangkat, strategi, model, dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Sehingga nantinya profiling yang dibuat dapat digunakan sebagai acuan menyusun perencaaan dan evaluasi pembelajaran.

Alternatif Solusi

Berdasarkan kasus yang saya temukan selama melaksanakan PPL membuat saya mencari beberapa solusi berdasarkan dari data profiling peserta didik yang telah dikumpulkan. Solusi yang pertama adalah saya memilih model pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan karakteristik peserta didik yang diajar. Model yang saya gunakan dalam proses pembelajaran adalah Model Problem Based Learning. Di mana kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan secara individu namun lebih secara berkelompok. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang senang dengan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan teman-temannya.

Solusi yang kedua adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi seperti media konkret. Melalui media pembelajaran tersebut peserta didik dapat merasakan keberadaan yang sebenarnya dan menggunakannya saat kegiatan pembelajaran. Selain itu, saya menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi video pembelajaran, power point, dan bambozle. Dengan bervariasinya media pembelajaran yang digunakan bertujuan agar peserta didik dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

Solusi yang ketiga yang dilakukan adalah memberikan ice breaking saat peserta didik mulai tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran. Karena ada kalanya peserta didik mulai lelah dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga perlu adanya suatu kegiatan yang dapat memunculkan kembali semangat peserta didik. Contoh ice breaking bisa dilihat di internet mulai dari bernyanyi sampai yang memerlukan gerak tubuh. Oleh karena itu, guru bisa menggunakan ice breaking untuk memberikan jeda saat kegiatan pembelajaran. 

Dalam menentukan solusi tersebut, saya berkonsultasi dengan guru pamong. Karena guru pamong tentunya memberikan saran sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Sehingga berusaha menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan guru pamong agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan maksimal.

Evaluasi

Solusi tersebut dilaksanakan agar dapat menambah motivasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru harus selalu belajar dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Melalui bantuan media dan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman peserta didik sehingga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Hal tersebut dikarenakan peserta didik belajar secara berkelompok untuk memperlajari suatu materi dengan bantuan media yang ada, dan kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Melalui pemberian ice breaking dapat membantu peserta didik untuk kembali fokus dengan kegiatan pembelajaran. Bagi seorang guru, melalui kegiatan yang telah dilakukan dapat melatih dan meningkatkan kemampuan pedagogik yang dimiliki. Selain itu, untuk peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya, sehingga kualitas pembelajaran juga mengalami peningkatan. Dan untuk sekolah hal tersebut dapat dijadikan evaluasi agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari pembelajaran yang dilaksanakan.      

Demikian studi kasus yang saya tuliskan, semoga bermanfaat. 

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun