Dengan Presiden Indonesia Joko Widodo memenangkan masa jabatan kedua sebagai pemimpin, ketidakpastian politik yang membebani ekonomi tahun ini sirna sudah.
JAKARTA: Dengan Presiden Indonesia Joko Widodo memenangkan masa jabatan kedua sebagai pemimpin, ketidakpastian politik yang membebani ekonomi tahun ini sirna sudah.
Hitungan resmi KPU menunjukkan Jokowi - sebagai petahana - mengalahkan Prabowo Subianto untuk kedua kalinya dengan selisih yang cukup.
Hasil KPU itu memberi Jokowi lima tahun lagi untuk membangun berdasar kinerja nyata nya: ekonomi diatur untuk tumbuh sedikit diatas 5 persen tahun ini, inflasi terkendali dan mata uang telah stabil setelah aksi jual dollar tahun lalu.
Terpilihnya kembali akan berdampak terhadap kebijakan ekonomi:
Apa janji kebijakan utama Jokowi?
Presiden ingin mempercepat belanja infrastruktur di Indonesia, terutama pada proyek-proyek perkotaan dan digital, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia juga berjanji untuk mengurangi kemiskinan, menjaga harga2 tetap murah dan meningkatkan pendapatan pajak. Pemerintah telah memulai dengan pendorong infrastruktur senilai $ 350 miliar, jumlah yang terbesar dalam sejarah negara ini, tetapi perlu berbuat lebih banyak untuk melonggarkan bottleneck, khususnya pada transportasi dan listrik.
Dia juga diharapkan untuk membelanjakan lebih banyak pada pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan 100 juta pekerjaan dalam lima tahun ke depan untuk menyediakan pekerjaan bagi  generasi millenial yang semakin banyak memasuki pasar tenaga kerja setiap tahunnya.
Apa artinya bagi prospek ekonomi?
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan 5,3 persen tahun ini dan sebanyak 5,5 persen pada tahun 2020, dengan risiko penurunan berasal dari pertumbuhan global yang lebih lambat dan ketegangan perdagangan yang belum terselesaikan antara AS dan China.