Mohon tunggu...
Mardianto Manan
Mardianto Manan Mohon Tunggu... Mengamati Kota Dan Daerah -

peduli kota dan wilayah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Strategi Jitu Merawat Ruang Publik

30 September 2015   16:23 Diperbarui: 30 September 2015   16:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STRATEGI JITU MERAWAT RUANG PUBLIK

 

Tiga puluh persen dari umur manusia digunakan untuk mengisi kesenggangan, penyegaran” Knudson (1980: 24). Berhubungan dengan pemilihan kegiatan individu atau kelompok dalam mengisi kegiatan waktu senggang, maka ruang terbuka menjadi penting perannya dalam mengembangkan kota dan daerah. Adanya pertambahan penduduk dan berkembangnya suatu kota, secara otomatis meningkat pula kebutuhan ruang terbuka kota.

            Sebagian besar kota-kota di Indonesia saat ini dirasakan tidak nyaman, bising, panas waktu siang hari, polusi udara, banjir jika musim penghujan, dan asap sewaktu musim kebakaran. Faktor penyebab masalah ini adalah hilangnya daya dukung lingkungan kota kita, maka untuk mengantisipasi keadaan tersebut keberadaan kawasan terbuka publik atau ruang terbuka hijau (RTH) di pusat-pusat kota semakin penting artinya.

            Banyaknya kegiatan sehari-hari dan sibuknya pekerjaan masing-masing, serta monotonnya jenis pekerjaan yang kita jalani, akan dapat menimbulkan stress pada diri manusia. Saat inilah dibutuhkan penyegaran (refreshing) di luar rumah atau diluar kantor masing-masing. Salah satu usaha mengatasi masalah ini adalah membuat taman - taman atau ruang terbuka publik (open space), untuk memenuhi kebutuhan akan kesenangan, dan mengisi waktu-waktu senggang warga kota, dalam memenuhi kreatifitasnya sehari hari.

Karena dengan adanya taman atau ruang terbuka publik kota, akan dapat dinikmati warga kota, apatah lagi ekonominya yang pas-pasan. Sebab untuk melakukan rekreasi ke luar kota yang jelas dan pasti membutuhkan dana tidak kecil. Taman kota atau ruang publik juga memberikan andil dalam pemeliharaan lingkungan hidup, karena dengan adanya pohon dapat mengurangi debu, panas, sekaligus menghisap zat kimia yang berterbangan di udara.

            Untuk saat ini, di Kota Pekanbaru dalam hal penyedian taman kota, sangat dirasakan kekurangannya, terbukti dengan dimanfaatkan lokasi-lokasi yang tidak sepantasnya melakukan aktivitas kesenangan. Fenomena ini dapat dilihat di depan ex. MTQ  atau pertigaan Jalan Arifin Achmad – Sudirman, sewaktu pagi dan sore, disini kita temui banyaknya masyarakat sekitar bermain dan duduk santai menikmati kesibukan aktivitas kendaraan bermotor dan lalu lalangnya orang di jalan tersebut.

            Jika dilihat lokasi tersebut, yang digunakan untuk aktivitas bermain, refreshing sangat memperhatinkan sekali. Ruang yang sempit dan bentuk yang tidak karuan serta menyatunya antara kebisingan kendaraan bermotor dengan suara pengunjung, terkesan bising dan kurang nyaman sama sekali.

            Melihat fenomena ini, membuktikan bahwa masyarakat kota Pekanbaru sebenarnya sangat membutuhkan ruang terbuka publik/taman kota, yang dapat di gunakan sebagai tempat bermain di waktu luang, hal ini dibuktikan dengan adanya kecendrungan masyarakat untuk menempati ruang-ruang yang kurang layak untuk melakukan aktivitas refreshing serta kuatnya keinginan masyarakat untuk berkunjung ke ruang terbuka publik kota, namun tidak diantisipasi dengan keberadaan ruang terbuka representatif di Kota Pekanbaru.

            Layaknya atau tidaknya ruang terbuka untuk melaksanakan kegiatan masyarakat (publik) dapat dilihat dari beberapa sisi, sehingga tanpa kehadiran salah satu aspek tersebut akan mengurangi makna dari ruang terbuka dan kemungkinan ruang terbuka tidak akan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Linch (1989:39) membagi lima aspek pokok ruang terbuka dikatakan layak : aspek hayati (vitality): aspek rasa (sense) terlihat cara pemberian makna yang menyangkut sosial, budaya dan ekonomi: aspek penyedian(fit) menyangkut kemampuan ruang dalam mewadahi berbagai kegiatan : aspek pencapaian (acces) menyangkut kemudahan pergerakkan dari dan ke satu tempat; aspek pengawasan (control) yang berhubungan dengan hak dan kewajiban masyarakat dan ruang.

            Fungsi-fungsi tersebut tidak akan terlaksana dengan baik jika beberapa aspek di atas di hilangkan. Sehingga taman kota atau ruang publik akan hilang salah satu fungsinya. Dalam penyediaan taman kota, yang sangat diharapkan hadir, adalah fungsi sosialnya, baik itu berupa tempat olah raga, maupun tempat bersenang-senang setelah melakukan aktivitas sehari-hari.

Adalah wajar dalam penataan ruang perlu diperhatikan struktur dari ruang tersebut, sesama elemen ruang saling mendukung, karena antara satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan begitu saja, itulah ekosistem lingkungan dalam satu ruang.

            Berbicara tentang taman kota atau ruang publik kota, maka kita akan dihadapkan pada posisi ketenangan serta adanya unsur penghijauan, namun yang ada sekarang terkesan hanyalah kota kota yang gersang dan angkuh terhadap warganya sendiri, kalaupu ada penghijauan  sekarang, sangat terkesan hanyalah untuk keindahan kota saja tanpa memperhatikan bahwa pohon tersebut untuk resapan, kenyaman, apalagi beberapa aspek pokok yang dikemukakan Linch di atas.

Bahkan ada yang memplesetkan  bahwa perolehan Adipura bagi kota kota kita, adalah adi yang berpura-pura, pura bersolek dan dan pura pura berhias, untuk mempercantik diri sehingga dapat pujian serta dapat juara kota terbersih, kalau perlu maaf dibayar, begitulah fenomena yang ditangkap masyarakat selama ini.

            Kehadiran tanaman dan ruang terbuka peblik dalam bentuk perencanaan kota komprehensif amatlah penting. Tanaman adalah bagian dari pembentuk rona lingkungan alam, disamping lingkungan sosial, maupun ligkungan buatan. Karena semua ini saling  berhubungan yang merupakan suatu sistem, jika bagian dari sistem ini terpotong atau diabaikan, maka akibatnya sistem ini tidak akan berjalan sebagaiman mestinya.

 

Beberapa Solusi

            Langkah-langkah yang di-harapkan  agar terciptanya taman-taman kota kiranya perlu kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah kota antara lain adalah sebagai berikut: Pertama, masyarakat bersedia memelihara keberadaan taman kota atau ruang trebuka publik dari berbagai macam gangguan, kalau perlu warga ikut serta menyediakan lahannya untuk ruang terbuka publik atau RTH kota, caranya menyumbangkan lahannya untuk penghijauan kota, misalnya membongkar pagar atau mengkombinasikan antara pagar yang ada dengan vegetasi tanaman (pagar hidup). Bisa juga dengan menanam pohon, di masing-masing rumah minimal dua pohon untuk satu rumah.

            Keduanya, strategi untuk kebutuhan taman yang akan datang adalah pengaturan pemanfaatan lahan. Caranya: untuk pemukiman baru dengan cara memperketat izin yang dikeluarkan untuk pengembangan dalam membuat suatu lokasi permukinan baru. Kepada mereka hendaknya diwajibkan untuk membuat, merencanakan dan menyediakan lokasi untuk taman kota atau ruang terbuka publik, dengan standar seluas 1 (satu) meter untuk 1 (satu) orang.

Untuk permukiman yang kurang padat sehingga ada kemungkinan untuk membuat taman rekreasi, maka pemerintah bekerjasama dengan masyarakat setempat bekerjasama mencari alternatif yang kiranya mungkin untuk dihijaukan, baik itu lahan-lahan kosong yang tidak atau belum dimanfaatkan yang masih tersisa untuk ditanami satu atau dua pohon per rumah.

            Ketiga, untuk memfokuskan kegiatan dan pengadaan pertamanan, maka perlu kiranya pemerintah membuat suatu instansi dalam bentuk dinas pertamanan dan penghijauan kota tersendiri, khusus mengurus masalah pertamanan, sehingga program pertamanan betul-betul diperhatikan dengan sepenuhnya, karena instansi di Pekanbaru saat ini masih digabungkan antara Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Pekanbaru. Maka yang doniman anggarannya adalah tercurah pada kebersihan, sedangkan untuk ruang terbuka hijau atau ruang publik tersisihkan.

            Empat, taman sebaiknya diletakkan tengah tengah kelompok rumah penduduk, dengan model tata ruangnya, semua rumah di lokasi pertamanan tersebut, harus menghadapkan rumahnya ke taman atau ruang terbuka publik yang dibuat, sehingga dengan model keruangan ini dapat mencegah konversi taman dan mempermudah pemeiharaan taman. Karena semua rumah di sekitar taman tersebut akan merasa berkewajiban untuk menjaga keindahan dan kebersihan di depan  atau di lingkungan permukimannya masing masing.

Seandainya ada yang merusak, bahkan membuang sampah sembarangan pada lokasi peruntukan taman atau ruang publik tersebut, maka semua pemilik rumah akan melakukan pengawasan melekat, maka dengan begitu ruang terbuka hijau ataupun ruang ruang publik akan abadi, indah dan selalu terawat, karena ruang publik tersebut tentunya merupakan milik bersama dan semua warga menikmati keindahan ruang tersebut, maka jayalah ruang publik milik kita semua, dan tentunya hal diatas merupakan sebuah strategi jitu untuk mempertahan ruang publik  untuk semua, insya Allah. 

Mardianto Manan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun