Salah satu hal yang selalu kami analisa sebelum melakukan proses akuisisi bisnis-bisnis yang berapa para performa yang kurang atau bahkan tidak baik adalah keuangan. Keuangan akan memperlihatkan seberapa sakit bisnis yang bersangkutan. Nah, kali ini saya ingin berbagi tentang berbagai kesalahan keuangan yang senantiasa terulang tersebut. Kami berharap, para pengusaha yang membaca sajian keuangan kali ini tidak mengulangi kesalahan-kesalahan ini kembali.
Ada banyak sekali kesalahan dalam hal mengelola keuangan (bahkan termasuk kategori kesalahan sederhana) yang berakibat pada kerugian keuangan bisnis. Dari sekian banyak kesalahan tersebut, kali ini saya akan berbagi tentang tiga kesalahan dan solusi untuk setiap kesalahan tersebut. Berikut ketiga kesalahan yang saya maksud
1. Tidak membedakan rekening keuangan pribadi dengan rekening keuangan bisnis
Begini, mungkin Anda tidak mau repot untuk mengurusi memisahkan rekening keuangan bisnis Anda 'yang mungkin masih kecil' dengan rekening keuangan pribadi Anda. Tapi ketahuilah kalau kesalahan Anda dalam kategori ini akan membuat Anda rugi sendiri. Setidaknya ada dua kerugian yang diciptakan dari kelalaian kategori ini. Pertama, Anda akan kesulitan mengetahui berapa keuntungan real dari bisnis Anda per bulan, per tahun, dan sebagainya. Mungkin Anda pikir bisa dari pencatatan, tapi yakinkah Anda jika pencatatan Anda sama dengan real cash yang Anda punya setiap bulan? Jawaban dari kami belum tentu. Terlebih jika Anda punya karyawan. Boleh jadi apa yang dicatat karyawan Anda atau Anda sendiri tidak sesuai dengan kondisi. Karena manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Jika saat manusia tersebut salah dalam mencatat, maka catatan keuangan lah yang menjadi korban. Itu yang pertama. Kerugian kedua adalah Anda akan kesulitan dalam melihat kesehatan bisnis Anda dalam hal keuangan akibat dari penyatuan keuangan pribadi dan keuangan perusahaan. Kesehatan yang saya maksud adalah apakah sakit biasa, sakit sekarat, sehat dan sangat bergairah, atau sehat yang baik-baik saja.
Dua alasan tersebut saya rasa sangat cukup untuk Anda yang belum memisahkan rekening pribadi dengan rekening keuangan bisnis Anda. Tidak usah repot-repot untuk membuat rekening tipe perusahaan. Cukup rekening jenis pribadi. Karena yang terpenting adalah rekening keuangan keduanya terpisah.
2. Memisahkan Kasir dengan Admin
Kesalahan ini juga banyak dilakukan oleh para pengusaha. Kalau diibaratkan kuis 'New Family 100 Indosiar' yang host-nya saat ini Mas Tukul Arwana itu, alasan yang memiliki skor paling tinggi mengapa tidak melakukan ini adalah Anda tidak ingin mengeluarkan gaji yang lebih setiap bulan. Biasanya, beberapa pengusaha kecil memiliki kasir, kemudian uang yang didapatkan langsung diberikan ke bos. Bos pun melakukan pengecekan sederhana, melihat data sekilas dan mengatakan oke. Langsung lah si Bos menyimpan uang tersebut entah di bank atau tempat simpanan lainnya.
Begini, profesi kasir sangatlah rentan. Mereka menerima setiap pembayaran atas sesuatu yang bisnis Anda berikan kepada orang. Maka harus selalu ada pengecekan secara detail. Bukan karena kita tidak percaya kepada kasir kita, namun lebih ke arah agar tidak ada celah untuk dia jika suatu saat berniat mengambil karena beberapa kebutuhan tak terduga. Bukankah kata Bang Napi, "kejahatan bisa terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tetapi karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah"
Sedangkan solusi buat Anda adalah rekrutlah seorang Admin. Jika Anda tetap saja tidak berkenan untuk memberikan gaji kepada admin, maka Anda harus melakukan pekerjaan Admin secara detail. Jika Anda siap untuk pekerjaan tersebut, maka tidak ada masalah.
3. Melakukan Pengecekan Real Cash
Seorang teman pernah menghubungi saya awal tahun ini
"Kenapa cash flow perusahaan saya berbeda antara laporan dengan uang yang ada di rekening perusahaan saya?" Tanya dia
Saya bertanya, "Apa kamu melakukan pengecekan rekening setiap bulan tahun 2013 lalu?"
"Hmmm... Tidak" jawab dia
Tidak sedikit pengusaha yang melupakan pengecekan Real Cash. Termasuk pengusaha yang bisnisnya akan kami akuisisi. Begini, Anda tidak boleh percaya begitu saja dengan laporan yang sudah Anda tulis atau ditulis oleh karyawan Anda sebelum Anda benar-benar memiliki bukti kalau benar uang Anda yang sebenarnya berjumlah sesuai data yang ada. Ingat, Anda membayar produsen, supplier, distributor, dan mitra kerja bukan dengan laporan keuangan, tapi dengan uang nyata. Dan solusi dari kami, mulai sekarang, setiap awal bulan, minta dan cek rekening koran Anda. Anda bisa memintanya pada bank tempat Anda menabung. Jika tidak sesuai lakukan penelusuran sebulan ke belakang.
Semoga sajian kami kali ini bermanfaat dan bisa membantu Anda dalam mengelola keuangan Anda semakin lebih baik. Dan kita bisa jadi pengusaha yang benar-benar kaya, bukan pengusaha kaya sesuai data :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H