Mohon tunggu...
ABD MANAF TOYO
ABD MANAF TOYO Mohon Tunggu... Petani - Buruh

Buruh di pertanian dan perkebunan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Seorang Ibu Slalu Memukul Anaknya Karena Tesnya Rendah

15 Juni 2023   07:10 Diperbarui: 15 Juni 2023   07:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.istockphoto.com

Seorang ibu dengan terus terang mengaku memukul anaknya, memperlakukan anaknya dengan kasar, karena nilai hasil tes pelajaran anaknya rendah dan turun terus.

Motif ibu ini sangat rendah, yaitu ia kehilangan tunjangan atau bonus dari kantor suaminya, yang selama ini ia nikmati kalau nilai tes anaknya bagus. Kejadian ini, kalau benar, adalah contoh kebodohan di atas kebodohan. Seorang ibu yang bodoh, menuntut anaknya untuk pintar, demi uang.

Kelakuan ibu itu sungguh mengesalkan. Tapi sebenarnya tidak unik. Ada sangat banyak orang tua yang mengharap anaknya berprestasi, dan berprestasi terus. Anak harus sesuai dengan harapan itu. Kalau tidak tercapai, anak dimarahi atau dihukum.

Di level yang lebih rendah, orang tua tidak menghukum. Tapi mereka menjejali anaknya dengan berbagai les, agar anaknya pintar. Anak orang lain pintar, anak saya juga harus pintar, begitu prinsip mereka. Kalau anak tidak bagus nilai tesnya, mereka kecewa.
Anda mungkin salah satu dari orang tua jenis itu.

Seharunya bagaimana? Sadarilah bahwa populasi paling besar manusia itu adalah rata-rata. Itu termasuk anak-anak. Kalau anak Anda punya nilai tes yang menonjol bagus, artinya ia masuk golongan istimewa yang minoritas. Artinya, kalau dia biasa-biasa saja, artinya anak Anda normal saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tidak pula Anda perlu kecewa.

Lagi pula, nilai tes akademik itu hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor penentu kesuksesan. Sudah ada sangat banyak contoh anak bintang kelas yang saat dewasanya jadi orang biasa saja. Sebaliknya ada banyak contoh pula anak biasa jadi orang hebat ketika dewasa.

Yang harus jadi fokus pertama dalam pengasuhan anak adalah bagaimana menumbuhkan anak yang bahagia, tumbuh dalam atmosfer yang menyenangkan, penuh kasih sayang. Kemudian, membangun disiplin, membimbing agar anak tumbuh sesuai potensinya. Ini penting. Buat anak berprestasi di bidang yang sesuai dengan potensinya.

Tapi kan dia perlu dilatih berdisiplin? Benar. Tapi disiplin itu bukan soal mentaati ketentuan yang sudah ditetapkan oleh orang tua. Apalagi ketentuannya semena-mena sifatnya. Bukan. Disiplin itu adalah anak punya kesadaran bahwa ia punya tujuan untuk masa depannya. Tujuan itu hanya bisa dicapai dengan mempraktikkan sejumlah kebiasaan tertentu. Disiplin ditumbuhkan melalui kesadaran tentang tujuan, yang merupakan tujuan si anak, bukan ambisi orang tuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun