Mohon tunggu...
Andrian Mamuns
Andrian Mamuns Mohon Tunggu... Wiraswasta - Asikin aja

Jalan santai makan enak tidur nyenyak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat untuk Kasih Tak Sampai

14 Juli 2018   00:41 Diperbarui: 14 Juli 2018   00:56 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bukan inginku menulis surat ini, bukan hatiku pula yang berkehendak

namun, rasalah yang memaksa untuk bertindak, tidak ada kesempatan darimu untukku, 

 tidak ada inginmu yang sejalan denganku, tidak ada laraku yang kau pedulikan.

aku memang lelaki pengecut, aku tak berani ucapkan "aku sayang kamu" bukan hak ku pula bila diucapkan padamu.

ibarat istana kau adalah ratu yang dimiliki oleh sang raja dari kerajaan lain

dan, aku hanya prajurit yang senantiasa terluka berperang dalam gelapnya penantian.

sudah cukup lama nestapa ini mendorongku kedalam jurang penantian, aku ingin berdiri dan berjalan menggapai lentera yg terang

melupakan memang sulit, namun inilah semesta bila sedang bercanda.

selebihnya biarkan dirimu tertanam dalam pikirku bukan lagi dihati

sudah cukup hidupku dipenuhi tentangmu, dengan surat aneh ini bahwa aku mengerti dari sekian tahun lamanya,

keabadian rasa akan lenyap dengan adanya tindakan 

jikalau nanti kau sudah terikat dijari manismu, mungkin itu saatnya aku mulai berlari bukan lagi berjalan santai

karena terang tak selalu menemani jalan, aku akan ciptakan terangku sendiri

sinar terangmu sudah jelas ada padanya

aku hanya ingin hidup dengan semestinya

rasa yang bertahun-tahun masih sama, namun kini akan kucoba ubah sedikit demi sedikit,walaupun masih ada serpihan rautmu terselip

biarkan ini jadi caraku untuk mulai merayap dan berjalan sudah lama aku tersungkur oleh manismu

tidak ada yang tidak berguna didunia ini termasuk sepi dan penantian, biarkan dengan rasa yang kupunya saat ini menjadi ceritaku sendiri

tenang saja, aku pasti baik-baik saja. aku hanya ingin mengingatkan bahwa surat ini bukan surat permohonan

ini hanya perwakilan dari rasaku saja yang tak pernah terluapkan

biarkan ini jadi urusanku. engkau, berbahagialah dengannya

meski ucapan-ucapanmu tempo hari menyemangatkanku, itu akan ku simpan akan ku ingat untuk penyemangatku untuk meraih masa depan

bukan, bukan aku menginginkanmu hari ini. jangan tanya? sejak kapan aku menginginkanmu,sejak pertama kali melihat matamu

namun, na'as semua itu hanya angan ceritaku dimasalalu.

dalam hikmah penantian kini aku ambil kesimpulan

"bahwasannya yang dinanti tak kunjung datang"

aku sedang tidak menagis saat menulis surat ini, senang rasaku akhirnya luapan rasa ini meledak saat kutorehkan penaku diatas kertas.

untukmu jangan merasa terganggu dengan adanya surat ini. terserah, mau kau apakan surat aneh ini

lebih jelasnya tidak ada sedikitpun niatan untuk merusak hubunganmu dengannya

cukup dengan melihatmu dengannya, aku bahagia. meskipun itu hanya kebohongan klasik

lebih pantas memang engkau dengannya dibanding denganku manusia yang penuh angan.

dan, tarian penaku akan menjadi saksi cerita kasih tak sampaiku

sekali lagi, aku pasti baik-baik saja.

jangan menoleh saat melihatku, jangan sapa jika berpapasan denganku.

bukannya aku jahat tapi tidak ada jalan yang baik jika itu semua dilakukan

keputusanku untuk bercerita melalui surat ini kepadamu

aku tahu bahwa hadirku hanya membawa dilema bagimu.

aku memang bukan manusia yang baik tapi setidaknya aku bukan manusia yang bertingkahlaku kasar

mungkin, jika aku bertingkah kasar padamu pasti isi surat ini penuh dengan kata-kata yang menyakitkan

tapi, itu bukan aku. aku hanya manusia perasa

dan, ketika katakutan selalu menyelimutiku

ketakutan kehilangamu

ketakutan akan hadirmu tiada lagi

ketakutan tidak bisa memilikimu

ketakutan akan tentangmu hanya membawaku pada nestapa gila. kucoret semua ketakutanku

karena semua ketakutanku memang tidak akan pernah aku alami

kini penantian hanyalah penantian bahwa kehendak-Nya lah yang aku jalani sekarang

aku tidak akan berterima kasih padamu,aku akan berterima kasih pada semesta

karena hadirmu hanya untuk di ceritakan pada sejarah cintaku nanti

tidak dapat dipungkiri bahwa pertemuan pun harus menemui perpisahan

satu hal untuk kita,

kita akan tetap pada pijakan yang sama di atas bumi yang sama

tetapi, tidak dengan impian yang sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun