di atas tiang bergemalut
dalam kesedihan,Â
suara tangis tanda akhir perjuangan
sang prajurit
akar-akar penantian dicabut paksa
bunga-bunga dipetik tanpa belaskasih
tidak ada lagi sajak yang mendayu-dayu
tamparan senandung dirundung pilu
hati dihajar babak belur
kandas terhempas raga yang telanjang
kosong dalam kebodohan
waktu habis dilalap tahun
rindu digrogoti angin malam
kicau burung disekap materi dunia
pucuk teh tak lagi pekat
hamparan kemunafikan
terpampang jelas dimatamu yang mungil
kuingin tusukan belati dihatimu,
imbang rasanya.
jelasku, kau begitu naifÂ
selaras ucapanmu tadi malam
maaf, jika do'aku begitu tak pantas
diaminkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H