Mohon tunggu...
Imma Wicaksono
Imma Wicaksono Mohon Tunggu... wiraswasta -

wanita biasa,pendiri Makassar Cooking Club, berkarir di @mamlala_kitchen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Rayuan dan Gombalan

7 Februari 2018   13:49 Diperbarui: 7 Februari 2018   13:56 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena rayuan dan gombalan serta pangan dan sandang adalah kebutuhan mutlak bagi setiap wanita.

Lalu tentang film dilan 1990 yang meledak luar biasa dan bikin gemes kebanyakan mamah mamah macam saya, apa itu pertanda, banyak wanita yang kekuragan vitamin rayuan dan nutrisi gombalan ? Wah ini semacam teguran untuk kaum pria, Tengok sana akun ig nya iqbaal yang sudah hampir 2 minggu ini saya follow dan rajin saya cek update annya, atau liat youtube, berbagai acara acara yang menayangkan kedekatan iqbaal dan vanesha.


Sebagai tokoh dilan dan milea. Meski baru berumur 18 tahun, saya rasa dia sangat lihai memperlakukan wanita sebagaimana mestinya dan layaknya. Sikap romantis, cuek, acuh, semua pada tempatnya, prestasi dan reputasi yang keren, dan tentu saja wajah yang tampan, duh duh.

Saya jadi iri dengan bundanya iqbaal, hampir sukses membesarkan seorang anak laki laki, Pe er buat saya yang memiliki anak laki laki dan kini baru berusia 11 tahun.

Menjadikannya laki laki yang berkarakter dilan terhadap wanita, dan berprestasi macam iqbaal, dan tentu saja memiliki prinsip , pandangan, dan wawasan yang luas terhadap agamanya. Bukan gampang memang mendidik anak laki laki yang romantis dan berprestasi, dan saya sepenuhnya yakin, mengapa laki laki mampu mensejahterakan hati wanita, itu tergantung pada pola didikan dan asuhan orangtuanya di masa kanak kanak dulu.

Jadi, suami saya mungkin di masa kanak kanaknya dulu, kurang mendapatkan sentuhan romantis dari orangtuanya, dan saya memang sudah mengetahui jawabannya sejak dulu,ibu dari  suami saya dipanggil yang maha kuasa  pada usia smp karena penyakit kanker yang datang tiba tiba, dan bapaknya harus selalu meninggalkan suamiku dan adeknya dirumah eyang nya, karena harus sering bertugas ke luar kota pada waktu itu. Jadi sedikit demi sedikit saya berusaha memaklumi mengapa sepanjang umur rumah tangga kami, ia jarang memuji, merayu dan menggombali saya. 

Mestinya suami saya belajar dari film Dilan 1990, bahwa istrinya ini ingin dipuji dan dirayu macam Milea. Mudah mudahan salah satu dampak dari film Dilan 1990, bukan sekedar euforia kemesraan iqbaal dan Vanesha, tapi bisa menular ke para pria pria, baik yang muda berbau kencur, maupun yang tua tua berbau keringat ( seumuran suami saya) bahwa wanita layak diperlakukan romantis, dirayu dan digombalin ala Dilan, demi kesejahteraan hatinya.

Yeayy hidup Dilan.

Akhir tulisan, maafkan tulisan saya, yang menyiratkan jika saya belum bisa move in dari Film Dilan 1990.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun