Bahasa (language), menurut para psikolog kognitif, adalah suatu sistem komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantara suara atau simbol.Perkembangan bahasa mencerminkan sebuah abstraksi yang unik, juga menjadi dasar kognisi manusia. Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia, bahasa juga cara pertukaran informasi yang lazim. Pemrosesan bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penyimpanan pemrosesan informasi (information processing storage), berpikir, dan pemecahan masalah.
Dalam bahasa, terdapat struktur bahasa . struktur bahasa mencangkup area fonologi (phonology), yakni ilmu yang mempelajari kombinasi suara-suara dalam suatu bahasa; morfologi (morphology), yakni ilmu yang mempelajari kombinasi potongan-potongan kata dan kata-kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar; dan sintaksis (syntax), yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kata-kata sehingga menjadi frase dan kalimat.
Para ahli linguistik memandang bahasa sebagai suatu struktur hierarkis yang komponen-komponennya berkisar dari komponen yang sederhana hingga rumit, seperti fonem,marfoem, maefoelogi, dan sintaksis. Fonem (phoneme), adalah unit dasar bahasa lisan yang digunakan sebagai sebuah unit tunggal, tidak memiliki makna sama sekali.Fonem adalah suara-suara tunggal dalam percakapan yang direpresentasikan oleh sebuah simbol tunggal. Morfem (morpheme), adalah berupa kata-kata atau bagian-bagian kataseperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), atau kombinasi prefiks-sufiks. Morfologi (morphology), adalah studi mengenai struktur kata-kata. Sintaksis (syntax), adalah peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat.
Bahasa juga memiliki teori, seperti teori tata bahasa transformasional. Pendiri teori ini adalah Noam Chomsky, tokoh yang mengubah sudut pandang terhadap bahasa melalui teorinya yang juga membahas tentang tata bahasa transformasional. Ciri utama teori ini adalah bahwa isi pesan dalam kalimat mungkin tetap konstan sekalipun sekalipun terjadi perubahan bentuk linguistik. Sebuah teori yang membedakan struktur permukaan dan mengajukan argumen mengenai pentingnya keseragaman bahasa yang mendasar, hakikat generatif sistem bahasa, dan kesamaan mendasar dalam bahasa-bahasa diseluruh dunia.
Hipotesis relativitas-linguistik menyatakan bahwa hakikat bahasa menentukan cara orang memakai realita, namun bukti-bukti menunjukan bahwa orang-orang dengan bahasa yang berbeda mengalami pengalaman perseptual yang serupa; bukti tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai kesahihan hipotesis relativitas-linguistik.
Pemahaman dalam bahasa adalah proses memahamimakna materi tertulis. Studi-studi fiksasi mata mengidentifikasikan bahwa pemahaman dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kata-kata yang langka, integrasi-integrasi klausa yang penting, dan penyusunan kasimpulan. Pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pengalaman historik maupun situasional, juga mempengaruhi pemahaman.Sebuah pemahaman mengandung gagasan bahwa para pembaca memahami materi tertulis berkenaan dengan proposisi dan skemata sasaran.
Bahasa juga memiliki studi-studi, seperti :
1.Studi-studi konstruksi sintaktik yang menunjukan perbedaan-perbedaan kultural dalam urutan kata yang diminati (misalnya, subjek-kata kerja-objekdibandingkan kata-kerja-subjek-objek ), meskipun dalam sebagian kasus, subjek mendahului objek.
2.Studi-studi neurologis, menunjukan keberadaan area-area terspesialisasi yang terlibat dalam pemrosesan bahasa, namun bahasa melibatkan sejumlah besar subsistem sehingga diasumsikan sejumlah besar region diotak diaktifkan secara bersamaan.
3.Studi-studi perseptual, digunakan untuk menguji hakikat pemrosesan informasi, dan metodenya meliputi penggunaan tachistoscopic, studi pergerakan mata, dan penerapan prosedur-prosedur fiksasi.
4.Studi PET yang menunjukan bahwa area-area kortikal yang berbeda diaktifkan oleh tugas-tugas rekognisi kata yang berbeda.
5.Studi-studi fiksasi mata, yang menunjukan adanya fiksasi yang lebih lama terhadap kata-kata yang jarang dijumpai, kata-kata yang terletak di ahir kalimat, dan kata-kata yang terdapat dalam klausa yang diintegrasikan. Penemuan tersebut menjadi dukungan bagi model-model membaca untukmengajukan gagasan mengenai suatu interaksi antara masukan stimulus dan memori.
Studi-studi semacam ini membantu memahami hubungan antara tugas-tugas kognitif dan fungsi-fungsi otak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H