Jamu sebagai minuman tradisional Indonesia adalah produk populer yang diminati hampir semua kalangan masyarakat dan bahkan sudah mendunia.  Dari mulai Jamu gendong yang diedarkan penjual dengan bersepeda dan naik motor, olahan Jamu yang bisa dipesan secara online plus COD dengan produk favorit kunir asem, beras kencur, uyup uyup khusus ibunda setelah melahirkan semua tersedia. Gerai tradisional dan Gerai yang lebih modern dengan pangsa pasar menengah keatas juga mulai dilirik. Artinya apa? Semangat Jamu dan kerja kerasnya hingga menjadi produk yang punya benefit plus tersendiri harusnya menjadi spirit kita untuk bekerja keras menjemput kesejahteraan, melawan kemiskinan.Â
   Secara bercanda jargon Jamu tolak miskin kadang juga sering kita lontarkan saat ditawari untuk meminum Jamu. Lalu kenapa Jamu? Artinya Jamu adalah minuman yang ramuannya dipercaya ampuh untuk mengatasi berbagai keluhan saat badan kurang terasa nyaman. Jamu kadang terasa pahit, tapi hasilnya menyembuhkan. Artinya apa, produk Jamu apabila dikonsumsi akan membawa perubahan kearah badan yang lebih segar dan sehat. Lalu hubungannya dengan tolak kemiskinan? Spirit pembuatan sampai dengan konsumsinya yang bisa kita adaptasi dalam keseharian kita agar kesejahteraan dan kemakmuran  bersama bisa kita raih. Yuk kita ulas sedikit resep Jamu tolak miskinnya.Â
1. Jamu dibuat dengan mengkombinasikan bahan alamiah dan ketekunan. Artinya sebagai warga masyarakat tanamkan dulu tentang etos semangat kerja bahwa rezeki bisa kita peroleh kapan saja, dimana saja asal tidak meninggalkan semangat bekerja. Buang jauh rasa malas dan mengharap bantuan. Kalau bantuan modal usaha bolehlah, karena dia vitamin tambahan untuk mewujudkan cita cita bersama.Â
2. Jamu dipasarkan dengan berbagai cara, artinya sumber daya manusia dari seluruh warga negara Indonesia bisa berdaya guna sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing masing. Perlu kesadaran mutlak bahwa kekuatan ekonomi bisa berkembang bersama saat ada subsidi silang satu sama lain. Yang punya penghasilan bulanan bisa mengalokasikan pendapatan untuk bisa membantu mata pencaharian orang lain. Sebut saja anggaran laundry, catering dan ojek  langganan putra putrinya yang bersekolah. Tentu saja semua dikalkulasi terlebih dahulu karena selisih nilai saat kita mencuci masak sendiri dengan  pekerjaan terima beres kadang tidak terlalu banyak. Terkadang membersihkan rumah sendiri bisa kita jadikan sarana kegiatan apabila badan kurang rutinitas bergerak. Â
3. Komunitas sampai akar bawah yang sifatnya positifi misalnya jimpitan, koperasi warga ., arisan keluarga juga berVibrs positif karena ada perputaran dana sosial dimana anggota saling bantu saat ada kesusahan. Tidak banyak memang nominalnya, tetapi terkadang nilai informasi yang kita dapat dengan berkumpul ini adalah akses untuk bisa mandiri menjemput bantuan bantuan atau apapun sehingga kita merasa tidak sendiri saat sedang ada kesusahan. Seperti Jamu yang dikenal dari kelas bawah dan aneka profesi, maka komunitas masyarakat ini harus dikelola sebaik baiknya oleh Negara. Anak putus sekolah, sakit yang harus dirawat dirumah sakit, bantuan operasional lainnya adalah beberapa masalah bersama yang bisa diatasi saat semua warga melek informadi.Â
4. Arahkan dana sosial yang terkumpul baik dari yayasan dan badan amal lainnya untuk kegiatan yang lebih produktif dan warga ikut bekerja merasakan hasilnya. Rehab bangunan, jalan, jembatan dan lain lain kadang membutuhkan tenaga kerja bukan? Dan masih banyak lagi kegiatan bekerja yang melibatkan warga secara bersama. Pancing warga penerima bantuan untuk berkebun  memelihara unggas atau kambing, membuat makanan atau alat tertentu sehingga manfaat terasa lebih kelihatan dan bermakna positif karena semua akan berpikir kreatif.Â
   Bangsa kita besar dan warganya luas sampai terpelosok. Semoga saling bahu membahu agar tidak ada warga miskin, kurang pangan dan bahkan dicap melarat hilang dari status sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Mari minum Jamu tolak midlin bersama, rasakan khasiatnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H