Cerita tentang tempat di kampus yang banyak cerita horornya pasti akan didengar oleh para mahasiswa baru atau maba. Saat masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan kampus, maba akan sering banget mendapatkan cerita-cerita horor terkait dengan kampus yang selama beberapa tahun ke depan akan menjadi tempatnya menimba ilmu. Entah itu dari kakak senior atau dari teman satu angkatan yang bisa “melihat”, cerita-cerita horor itu gak bisa kamu hindari deh. Di tiap kampus, cerita horornya beda-beda dan ada urban legend yang terkenal di masing-masing kampus. Tapi, kebanyakan, tempat-tempat di kampus inilah yang biasanya memiliki cerita seram yang bikin bulu kuduk merinding. Check this out.
- Perpustakaan
Perpustakaan kampus biasanya luas dan sepi. Jarang memang perpustakaan penuh dengan mahasiswa. Paling hanya ada beberapa mahasiswa yang membaca buku atau mengerjakan tugas di dalam perpustakaan. Apa yang biasa kalian rasakan di dalam perpustakaan? Yap, sepi. Suasana ruangan penuh buku ini memang cenderung sunyi senyap. Inilah mengapa perpustakaan banyak menelurkan cerita horor atau urban legend. Salah satu cerita horor di perpustakaan adalah urban legend tentang hantu tanpa kaki di salah satu universitas negeri. Hantu tanpa kaki ini biasa menampakkan diri di perpustakaan dan terlihat seperti orang biasa yang tengah duduk. Namun, saat kalian menengok ke bawah meja, “orang” ini tak mempunyai kaki alias mengambang.
- Tempat Parkir Bawah Tanah
Ada beberapa cerita horor kampus yang membawa-bawa ruangan tempat parkir bawah tanah. Kalau tak ada lahan parkir, biasanya memang ruangan parkir bawah tanah jadi solusi. Masalahnya di tempat seperti ini, suasananya memang terlihat horor. Selain pengap, ruangan bawah tanah seperti ini juga gelap. Cahaya matahari terhalang masuk dan membuat penerangan hanya mengandalkan lampu yang tak begitu terang. Alhasil, makhluk astral senang menempati tempat ini.
- Lorong-Lorong Kampus
Salah satu tempat di kampus yang banyak cerita horornya adalah di lorong-lorong atau hallway. Kebanyakan kampus memiliki lorong-lorong dengan ruangan kelas di kanan dan kirinya. Lorong-lorong ini jelas ramai sekali di pagi hingga sore hari saat perkuliahan berlangsung. Tapi, menjelang malam hari di saat semua orang sudah meninggalkan kampus, suasana mencekam akan terasa di tempat ini, apalagi saat lampu belum dinyalakan. Inilah mengapa banyak mahasiswa yang kalau memang ada urusan di kampus hingga malam hari memilih mencari tempat lain daripada di nongkrong di lorong-lorong kampus.
- Kamar Mandi
Kamar mandi di kampus menyimpan banyak cerita horor. Kamar mandi memang ruangan yang terasa lembab, pengap, dan terkesan singup. Jika lampunya tak dinyalakan, kamar mandi juga terkesan sempit dan gelap. Tempat-tempat seperti ini merupakan tempat favorit makhluk halu. Konon, makhluk halus juga menyukai “tinggal” di kamar mandi karena kamar mandi memiliki bau yang kuat sehingga membuat bau dari sosok makhluk halus itu dapat tertutupi.
- Gudang
Gudang di kampus biasanya penuh dengan barang-barang yang tidak terpakai sehingga jarang bagi siapapun untuk masuk ke tempat itu. Akibatnya, gudang identik dengan debu dan suasana gelap. Ruangan seperti ini cenderung disukai makhluk halus. Tempat gelap dan sunyi membuat makhluk halus merasa nyaman karena suasananya mirip seperti suasana di rumah terakhirnya yaitu di pemakaman. Inilah mengapa gudang kampus adalah tempat di kampus yang banyak cerita horornya.
Di kampus manapun, cerita-cerita horor pasti ada. Yang harus kalian lakukan sebenarnya adalah cuek saja dan jangan malah paranoid terhadap kampus baru kalian. Kalau memang takut, ya baca doa yang rajin atau cari infokost tentang rumah kost yang jauh dari kampus. Tapi, mau bagaimana pun juga, yang namanya urban legend pasti tetap ada. Kalian boleh survey saat mencari kampus di Jogja atau di kota lainnya. Saat mencari kampus dan tinggal di kost harian Jogja murah, coba tanya ke ibu kost atau teman-teman yang kost di situ tentang cerita horor di kampus yang ingin kamu datangi. Pasti kamu akan mendengar cerita-cerita yang bikin bulu kuduk merinding.
