BILA SI KECIL MASUK SEKOLAH
Tak terasa tahun pelajaran baru akan segera di mulai, banyak orang tua mulai disibukkan dengan persiapan persiapan anak masuk sekolah. Umumnya, para orangtua mulai sibuk mengurus berbagai keperluan sekolah , Misalnya, mencari referensi sekolah yang bagus, membeli perlengkapan sekolah (alat tulis, baju, tas), dan lain-lain. Hal tersebut memang baik. Namun, tidak hanya kebutuhan kebutuhan secara fisik saja yang harus dipersiapkan, orangtua harus mempersiapkan mental anak sebelum masuk sekolah. Hal ini sangat penting sekali, karena mempersiapkan mental anak akan menolong anak untuk merasa senang, nyaman, dan lebih percaya diri menyambut hari pertama mereka di sekolah.
 Selain itu, juga dapat melatih anak untuk tidak merasa cemas saat berpisah dari orangtua serta berani bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan sekolah nanti. Apabila mental anak kurang dipersiapkan, maka tak jarang orangtua akan menghadapi respons anak yang cenderung selalu menangis, enggan masuk kelas, malu, takut dan rewel saat hendak ke sekolah.Â
Terutama bagi anak yang sebelumnya seluruh waktunya dihabiskan dengan bermain, kemudian saat di sekolah harus terkungkung berjam jam dengan berbagai kegiatan hal ini menjadikan anak merasa takut, lebih lebih bila si kecil masuk sekolah dasar (SD). Anak menampilkan perilaku tersebut mungkin tidak hanya di hari pertama, tetapi bahkan sampai di hari-hari berikutnya.Â
Sudah tentu orangtua akan merasa frustrasi menanggapi perilaku yang demikian. Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak, sebagian anak bisa dengan cepat beradaptasi hal ini menjadikan anak merasa riang dan gembira masuk sekolah. Tapi sebaliknya, anak yang tidak memiliki pengalaman bergaul, ia akan merasa kesulitan untuk beradaptasi dan ini akan menjadi suatu malapetaka bagi si anak, sehingga masuk sekolah menjadi suatu situasi yang menakutkan, akibatnya anak akan menjadi rewel, menangis atau bahkan tidak mau lepas dari tangan orangtuanya. Dengan demikian ketika anak masuk sekolah orang tuapun harus ikut bersekolah. Susah bukan....lantas bagaimana cara mengatasi hal tersebut ?Â
Agar anak siap masuk sekolah baik secara fisik maupun mental, orang tua harus mempersiapkan hal hal sebagai berikut: 1.membangun rasa percaa diri. Orangtua dapat melatih anak agar memiliki rasa PD saat bertemu dengan orang baru. Orangtua ataupun orang-orang terdekat anak dapat membantunya agar lebih nyaman berinteraksi dengan orang baru. Peran orangtua dan orang-orang terdekat anak adalah sebagai jembatan bagi anak untuk berinteraksi dengan orang-orang baru. Sebagai contoh, ketika anak bertemu dengan orang baru, maka ayah atau ibu dapat memulai dengan berinteraksi terlebih dahulu, kemudian mengajak anak untuk terlibat, misalnya dengan meminta anak memberi salam dan berjabat tangan dengan orang-orang baru tersebut. Kehadiran ayah atau ibu di sana akan membuat anak merasa nyaman. Selain itu, sering-seringlah mengajak anak berinteraksi dengan orang lain.Â
Anda dapat mengajaknya berkunjung ke rumah saudara, bermain ke rumah tetangga, melakukan kegiatan bersama dengan anak di sekitar rumah, ataupun menghadiri pesta ulang tahun teman sebaya. Semakin banyak interaksi sosial yang ia lakukan, maka semakin terlatih pula anak beradaptasi dengan lingkungan baru. 2.Melatih Kemandirian Anak. Yang perlu di lakukan orangtua adalah Orangtua perlu melatih anak agar mandiri dan lebih siap melakukan segala kegiatan di sekolah tanpa ditemani oleh orangtua. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu: *Mendorong anak untuk sedia mengeksplorasi dan beraktivitas di luar rumah tanpa ditemani orangtua. Misalnya, saat anak melakukan kegiatan, anak bisa ditemani oleh kakek atau nenek, om atau tante ataupun pengasuh. *Orangtua dapat membiasakan anak saat di rumah untuk bisa bermain sendiri tanpa harus ditemani oleh pengasuh maupun anggota keluarga yang lain. Meskipun anak dibiasakan bermain sendirian, anak tetap harus dalam pengawasan orang dewasa yang ada di rumah.Â
Hal ini sangat menolong anak saat berada di sekolah, anak akan terbiasa bermain atau melakukan kegiatan seorang diri tanpa harus ditemani terus-menerus oleh guru. *Latih anak agar berani menyampaikan keinginannya atau apa yang sedang dirasakannya, baik kepada orangtua maupun anggota keluarga yang lain. Misalnya, keinginan anak untuk buang air besar ataupun buang air kecil, saat merasa lapar dan haus, saat ada teman yang menyakiti dirinya, dan lain-lain. Hal ini menolongnya untuk berani memberitahu guru tentang keinginannya saat di sekolah nanti. *Sebaiknya orangtua juga melakukan toilet training (melatih penggunaan toilet) pada anak agar anak tidak mengompol di kelas.Â
Melalui toilet training, anak ditolong untuk mampu buang air besar dan kecil pada tempat yang telah ditentukan. Selain itu, toilet training juga dapat melatih anak untuk mengontrol keinginannya untuk buang air besar maupun buang air kecil. Hal ini sangat menolong anak sehingga proses belajar anak di sekolah tidak terganggu. 3.Mengenalkan Sekolah pada Anak Ajak anak untuk mengenal dan melihat calon sekolahnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Misalnya, saat acara Open House berlangsung.Â
Orangtua dapat mengenalkan anak pada calon gurunya, berjalan-jalan di sekitar taman sekolah, melihat kelas, duduk di kursi kelas, melihat kantin dan toilet. Hal ini akan menolong anak memiliki gambaran tentang keadaan sekolahnya. Selain itu, bila anak membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan calon sekolahnya, orangtua juga dapat berkonsultasi dengan kepala sekolah agar anak diberi lebih banyak waktu serta kesempatan untuk mengenal calon sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H