Mohon tunggu...
Farida Hanum
Farida Hanum Mohon Tunggu... Guru - MI. Asasul Huda Randegan

Hobby menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Titisan Kupu-Kupu Malam

6 Mei 2024   08:14 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:16 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pngegg.com/id/png-fsrzlInput sumber gambar

"Ambil dompet nenek di lemari" perintah nenek. Viona berdiri dan mengambil dompet nenek di dalam laci lemari.

"Buka dompetnya, ada surat untuk Kamu dari Ibumu" kata nenek. Viona terkejut, Ia berhenti sejenak, tangannya gemetar, Ia tak pernah membayangkan bahwa Ibunya mengirim surat untuknya. Viona membuka pelan amplop putih yang berisikan surat untuknya. Surat yang diselipkan pada selimut Viona kecil, saat Ia dititipkan kepada nenek, 17 tahun yang lalu. Viona membuka perlahan-lahan surat itu. Di dalam surat terselip foto berwarna ukuran postcard.

"Viona sayang...

saat kamu membuka surat ini, Ibu yakin kamu sudah bisa memahami dan mampu mencerna apa isi surat ini. sebelumnya Ibu ucapkan selamat ulang tahun yang ke 17, ya. semoga kebahagiaan selalu untuk anakku tersayang. Ibu bisa membayangkan betapa cantiknya, anak Ibu. Ya karena Ayahmu menurunkan wajah bule-nya kepadamu. Ibu yakin itu. Karena sejak kecil, wajahmu mirip sekali dengan Almarhum Ayahmu. 

Viona, anakku...

Jika yang kamu dengar bahwa Ibu adalah seorang pelacur, itu memang benar.Tapi itu dulu, sebelum kamu lahir. Sebelum Ibu menikah dengan Ayahmu. Tapi jika kamu disebut sebagai anak haram, itu tidak benar. Kamu adalah buah cinta Ayah dan Ibu yang paling kami sayang. Seandainya, ayah mu tidak meninggalkan kita berdua, mungkin kita bisa hidup bahagia di negaranya Ayah. Sayang, Ayah tidak berumur panjang, Ia menghembuskan nafas terakhir di saat engkau terlahir di dunia. Saat itu Ibu benar-benar kalut, hingga terpaksa Ibu kembali ke pekerjaan lama. Makanya Ibu tidak berani mengajak Kamu tinggal bersama Ibu, karena dunia Ibu sangat kejam, dunia yang bergelimang dosa, dunia yang penuh dengan kejahatan.

Anakku sayang...

Meski Kamu titisan pelacur, bukan berarti Kamu kotor, jangan mengikuti jejak Ibu. Tunjukkan bahwa Kamu orang hebat, sehingga orang akan mengagumimu karena Kamu memang pantas dikagumi. 

Selamat tinggal Anakku. Dengan selesainya Kamu membaca surat ini, Ibu mengkin sudah bersama Ayah di surga. Doa Ibu mudah-mudahan Kamu kuat menjalani kehidupan seorang diri. 

Peluk cium 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun