Mohon tunggu...
Steven Wetipo
Steven Wetipo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Kopi, Roaster dan Social Entrepreneurs

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Doromena Kampung di Balik Cyclop

12 Juli 2014   04:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:36 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_315015" align="aligncenter" width="500" caption="terlihat pegunungan Cyclop yang menjulang tinggi. dok pri"][/caption]

Doromena Merupakan salah satu kampung yang berada tepat dibalik jajaran pegunungan cyclop. Secara adminitratif doromena masuk dalam wilayah distrik depapre kabupaten jayapura. kampung doromena sendiri dihuni oleh 10 suku. dimana pembagian tanah atau batas tanah menurut nama dari suku-suku tersebut. doromena bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat atau juga bisa ditempuh dengan menggunakan spead boot. perjalan kami dimulai dari waena dengan memakai kendaraan roda dua, kami menempuh perjalanan hampir 3 jam. capek dan lelah tidak dapat terhindarkan dikarenakan ada sebagian jalan yang sudah rusak. perjalan untuk bisa sampai ke kampung doromena memang membutuhkan kesabaran dan konsentrasi tinggi terlebih energi yang banyak.

[caption id="attachment_315020" align="aligncenter" width="500" caption="Kelapa, ombak dan pesisir pantai membuat lelah hilang. dok pri"]

14050855121868901750
14050855121868901750
[/caption]

tetapi begitu memasuki kampung doromena rasa capek dan lelah serasa hilang diganti dengan semangat yang begitu tinggi. View landscape yang begitu indah sampai tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. begitu sampai di tugu batas kampung doromena, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan pantai yang luar biasa. dimana gemuruh ombak dan melambainya daun-daun kelapa seakan menyambut kedatangan kami. dengan penuh semangat kami memacu motor kami tetapi tentunya dengan konsentrasi yang tinggi.

[caption id="attachment_315022" align="aligncenter" width="500" caption="Garis pantai dan ombak yang menghantam pembatas. dok pri"]

140508572697279990
140508572697279990
[/caption]

setelah menempuh perjalanan hampir 3 jam, sampailah kami dikampung doromena. kami tidak dapat berkata-kata lagi dan tentunya bingun untuk diungkapkan dengan kata-kata apa yang kami lihat. gemuruh ombak yang menghantam keras pada pambatas-pembatas yang dibuat dipesisir pantai membuat kami sudah tidak sabar lagi untuk mengabadikan momen tersebut. setelah mengabadikan momen tersebut tentunya kami ingin menikmati pantainya dengan berenang tetapi apa daya ombak dari pantai ini belum bersehabat dengan kami.

[caption id="attachment_315026" align="aligncenter" width="500" caption="bermain dipantai merupakan hiburan. dok pri"]

14050861681718976985
14050861681718976985
[/caption]

sambil menunggu teduhnya ombak yang menghantam pantai ini, kami dibuat kaget dengan sekumpulan anak-anak dari desa tersebut yang dengan riang dan gembira mulai berdatangan ke pantai untuk mandi dan bermain. walaupun ombak yang besar tidak membuat mereka sedikitpun takut. mereka bermain selancar tetapi bedanya ada yang memakai bambu dan juga ada yang memakai kayu untuk dijadikan papan selancar. keberanian, kreativitas dan tingkat intelektual yang sudah mulai nampak dari kecil yang perlu diancungin 2 jampol.

[caption id="attachment_315027" align="aligncenter" width="500" caption="Bambu pengganti papan selancar. dok pri"]

1405086493426355360
1405086493426355360
[/caption]

walaupun ombaknya tak kunjung mengecil, mereka tetap bertambah semangat. terlihat bukan hanya peselancar bambu saja tetapi pelompat ombak juga bersiap-siap sembari berjemur matahari sore yang masih sangat Panas.

[caption id="attachment_315028" align="aligncenter" width="500" caption="Menunggu sambil berjemur. dok pri"]

14050867511061179603
14050867511061179603
[/caption]

Kami terus menikmati setiap momen yang terlihat depan kami. maka semua capek dan lelah terbayar sudah dengan bersemangat kami menyaksikan beberapa anak yang masih terus berenang ditengah ombak sebari melihat terunnya sang mentari yang ditemani oleh nyanyian ombak kampung doromenan.

[caption id="attachment_315033" align="aligncenter" width="500" caption="Menikmati indahnya ombak dan luasnya lautan. dok pri"]

1405087056684599566
1405087056684599566
[/caption]

kami masih belum puas menikmati semua yang di sajikan oleh alam di kampung doromena tetapi waktu sudah menunjukan pukul 17:30 wit sehingga kami harus segera pulang.

[caption id="attachment_315036" align="aligncenter" width="500" caption="mentari yang masuk ke peraduanya. dok pri"]

1405087242779514648
1405087242779514648
[/caption]

itu kampung doromena. kampung yang terletak tepat dibelakang pegunungan cyclop dan juga menyimpan kekayaan alam pantai yang luar biasa.

salam Jepret.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun